Pengamat energi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmi Radhi mengatakan, selain mengikuti penerapan BBM berstandar Euro 4 pada 2018 mendatang, penghapusan premium juga menghilangkan praktik mafia migas yang selama ini terjadi di Pertamina.
"Mafia migas bermain dalam pembelian premium. Karena premium ini harus di bland (campur) dan di pasar internasional sudah gak ada. Kalau ini dihapus, mafia migas gak ada proyeknya," kata Fahmi di Jakarta.
Fahmi menyayangkan wakil rakyat di Senayan tetap berharap premium tidak dihapuskan. Karena, penghapusan premium dipastikan tidak akan memberatkan masyarakat.
Saat ini, kata Fahmi, masyarakat mulai beralih ke BBM non penugasan seperti pertalite dan pertamax.
"Selain kualitas lebih baik, harga pertalite tidak terpaut jauh. Data penjualan pertamina juga menunjukan, pembeli premium terus menurun. Jadi nggak masalah di hapus, asal bertahap pelaksanaannya," tegas Fahmi.
Menurut dia, Komisi VII DPR seharusnya memperhitungkan pula dampak lain dari keberadaan premium.
Pemerintah SBY telah merencanakan bahwa tahun 2018 mendatang akan menghapus premium atau RON 88 dari pasaran. Selanjutnya mengganti dengan BBM yang berkualitas baik atau beremisi Euro 4.
[wid]
BERITA TERKAIT: