General Manager Bandara Internasional Lombok PT Angkasa Pura I, I Gusti Ngurah Ardita mengungkapkan, operaÂtor bandara telah melakukan berbagai upaya guna melancarÂkan keberangkatan haji pada tahun ini. Ini juga merupakan penerbangan perdana pesawat jumbo tersebut di Bandara Internasional Lombok.
Ardita mengatakan, ini menÂjadi sejarah pertama kalinya Bandara Internasional Lombok didarati pesawat berbadan lebar. Sebelumnya, pesawat terbesar yang pernah singgah adalah Airbus A 330-300 yang digunakan pada masa haji tahun 2016.
Untuk memastikan safety (keamanan) penerbangan, kata Ardita, jauh-jauh hari, otoritas bandara mempersiapkannya baik yang bersifat teknis mauÂpun non teknis.
"Setiap penerbangan tidak ada yang tidak berisiko. Sehingga kita punya safety plan. Standar safety-nya ini yang kita perkuat dengan datangÂnya pesawat berbadan lebar," katanya.
Ardita mengaku, telah berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk Kementerian Perhubungan dan melakukan pengecekan langsung pesawat yang akan digunakan. KoorÂdinasi juga dilakukan dengan Airnav Indonesia, Otoritas Bandara Wilayah IV, maskapai dan sebagainya.
Terkait panjang landasan (runway), lanjut Ardita, denÂgan ukuran 2.750 meter, cukup untuk dilakukan penerbangan pesawat berbadan lebar. Ke depan, tidak menutup keÂmungkinan Bandara InternaÂsional Lombok akan banyak didarati pesawat berbadan lebar.
"Dengan status bandara inÂternasional, sudah dapat diÂpastikan kami siap. Bila diperÂlukan akan ditambah fasilitas dan SDM untuk menunjang Bandara," ujarnya.
Dirinya memastikan, penerÂbangan haji tidak akan mengÂganggu jadwal penumpang pesawat reguler. Karena, sudah ada perhitungan sejak awal memasuki musim haji.
General Manager Garuda InÂdonesia Cabang Lombok Yans Verio mengaku, telah memperÂsiapkan 2 bulan sebelumnya agar pesawat berbadan lebar mampu melintasi Bandara Internasional Lombok. Alasan Garuda memakai pesawat berÂbadan lebar, kata Yans, untuk mengantisipasi lonjakan kuota haji yang diterima provinsi NTB.
"Penggunaan pesawat wide body untuk mengantisipasi bertambahnya kuota haji di NTB agar semua bisa terangÂkut," katanya.
Yans menjelaskan, pesawat dengan registrasi EC-KKN disewa Garuda Indonesia dari maskapai Wamos Air, Spanyol. Menurutnya, Wamos Air, seÂbagai pemilik pesawat tidak mempermasalahkan kondisi di Bandara Internasional LomÂbok. ***
BERITA TERKAIT: