Pemerintah Impor Daging Kerbau India 48 Ribu Ton

Rabu, 21 Desember 2016, 09:13 WIB
Pemerintah Impor Daging Kerbau India 48 Ribu Ton
Foto/Net
rmol news logo Untuk menjaga pasokan daging agar tetap stabil seiring dengan potensi meningkatnya permintaan masyarakat pada akhir tahun, pemerintah mem­buka keran impor daging kerbau asal India.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengata­kan, pihaknya sudah siap meng­gelontorkan daging bila stok di pasar terbatas.

"Kami sudah siap, di Desem­ber sampai Januari masuk lagi 48 ribu ton (daging kerbau)," ungkap Enggar di kantornya, kemarin.

Dia menerangkan, 48 ribu ton daging tersebut adalah bagian dari kuota 70 ribu ton daging yang disepakati pemerintah pada September lalu.

Enggar mengungkapkan, pihaknya berencana memper­panjang masa importasi daging hingga musim Lebaran 2017. "Saya mau tambah lagi sampai semester pertama. Berapa yang dibutuhkan saya kasih, 100 ribu ton (saya kasih kalau diperlu­kan)," cetusnya.

Soal harga pangan, Enggar mengklaim berdasarkan pan­tauan pemerintah, komoditas pangan di berbagai daerah masih stabil.

Enggar berjanji akan terus me­mantau semua pergerakan harga komoditas pangan. Menurutnya, pihaknya telah mengirim semua Eselon I di lingkup Kemente­rian Perdagangan untuk turun ke daerah-daerah memantau kondisi harga pangan di daerah, terutama menjelang perayaan Natal dan tahun baru.

Dia mengakui, pihaknya me­nemukan ada kenaikan harga pangan. Tetapi, itu terjadi hanya di beberapa tempat saja. Itu pun pergerakannya hanya sedikit dan komoditas tertentu saja.

Enggar memastikan stok ko­moditas pangan saat ini masih sangat cukup. Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan para distributor agar tidak bermain-main dengan harga pangan di pasar.

"Jangan karena momen Natal dan tahun baru kemudian harga pangan sengaja dinaikkan. Ka­lau para distributor sengaja menaikkan harga pangan, saya ingatkan konsekuensinya sangat besar," katanya.

Enggar memuji kinerja Ke­menterian Pertanian (Kementan) yang berhasil meningkatkan produksi beras dan menjaga ketersediaan pasokan di dalam negeri.

"Kita apresiasi kerja keras Mentan. Dengan meningkatnya produktivitas beras. kita sampai saat ini tidak melakukan langkah impor beras," katanya.

Berdasarkan hasil pantauannya di pasar Induk beras Cipinang, Jakarta Timur, ketersediaan beras masih sangat cukup. Bisa memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat hingga 3-4 bulan ke depan. Selain itu Kemendag dan Bulog juga telah melaku­kan langkah antisipasi, dimana Bulog sudah menyediakan stok yang cukup banyak. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA