Produksi Minyak Ditargetkan Capai 852 Ribu Barel Per Hari

Menteri Jonan Blusukan Ke Lapangan Minas & PLTU Tenayan

Selasa, 20 Desember 2016, 09:18 WIB
Produksi Minyak Ditargetkan Capai 852 Ribu Barel Per Hari
Foto/Net
rmol news logo Kementerian ESDM & SKK Migas menargetkan produksi minyak (lifting) tahun depan bisa mencapai 852 ribu barel per hari (bph). Angka ini jauh di atas target yang ditetapkan dalam APBN sebesar 815 ribu barel per hari.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melakukan blusukan ke Lapangan Minyak Minas di Ka­bupaten Siak, Riau, yang dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan Pembangkit Listrik Ten­aga Uap (PLTU) Tenayan Raya, Pekanbaru, akhir pekan lalu.

Dalam kesempatan itu, had­ir juga Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi, Presiden Direktur CPI Albert Simanjutak, Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, dan Bupati Siak Syamsuar.

Jonan yang mengenakan ke­meja putih lengan pendek itu mengatakan, dirinya dan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi sudah menyepakati produksi minyak 2017 naik menjadi 852 ribu bph. Sementara, da­lam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, produksi minyak hanya ditarget­kan 815 ribu bph.

"Tahun ini saja produksi su­dah mencapai 820 ribu barel per hari. Nah, saya sudah jan­jian dengan Kepala SKK Migas minimal produksi 825 ribu barel per hari. Tapi ternyata Kepala SKK belum puas, kenapa ng­gak 852 ribu barel per hari saja saja. Ya sudah tinggal balik saja angkanya dari 825 jadi 852," ujar bekas Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini.

Jonan menegaskan, tidak ada pemangkasan lifting minyak tahun ini meski negara-negara pengekspor minyak (Organiza­tion of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) sepakat me­motong produksi minyaknya. Dia mengungkapkan, OPEC meminta Indonesia untuk me­mangkas produksinya 37 ribu bph, tapi arahan Presiden Jokowi jangan.

"Biasanya kalau harga minyak naik, para kontraktor minyak akan semangat eksplorasi dan eksploitasi karena dapatnya uangnya lebih banyak. Nah untuk dampak pemangkasan produksi, Indonesia tidak ikut," papar Jonan.

Dia juga mengingatkan, pen­goperasian industri migas harus lebih efisien. Ini merupakan tan­tangan bersama untuk membuat produksi terus meningkat dengan biaya yang lebih efisien. Karena itu perlu terobosan, antara lain dengan penerapan skema gross split. Skema gross split lebih efisien, tidak ribet, dan tidak memperdebatkan lagi persoalan biaya-biaya dan administrasi yang panjang,” tegasnya.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengakui, angka 852 ribu bph itu merupakan kesepak­atan yang menjadi target internal antara pihaknya dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

"Kami ada pilihan mau mene­kan pengembalian biaya operasi hulu migas atau mau menaikkan lifting? Jadi sepakat kami pilih naikkan lifting," kata Amien

Kesepakatan menaikkan produksi minyak jauh di atas target APBNtersebut, sambung­nya, sudah dipertimbangkan dari kemampuan perusahaan-perusahaan minyak.

Kebutuhan Listrik Riau Meningkat


Jonan juga mengapresiasi pembangunan PLTU Tenayan 2x110 Megawatt (MW) di Pekanbaru, Riau, yang sudah mencapai 95 persen. Dengan beroperasinya PLTU Tenayan ini, maka sistem kelistrikan Riau akan semakin kuat dalam melayani kebutuhan listrik yang terus naik dengan rata-rata 9 persen per tahun.

"Apabila PLTU Tenayan beroperasi, maka akan ada tam­bahan 220 Megawatt, ini meru­pakan salah satu upaya pemer­intah untuk memenuhi pasokan listrik di Riau," aku Jonan.

Dia berharap, pasokan ba­tubara untuk PLTU Tenayan terjamin dan tidak akan terhenti. Selain itu, dia meminta, dicari­kan alat agar konsumsi energi pembangkit ini bisa lebih hemat lagi supaya tarif listriknya bisa lebih baik lagi.

Di kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Regional Sumat­era PLN Amir Rosidin menjelas­kan, untuk kebutuhan batubara setiap unit PLTU Tenayan mem­butuhkan sekitar satu juta ton per tahun. Pembangkit Tenayan mengkonsumsi 3.000 ton batu­bara setiap bulan nya dengan kalori 3.800-4.700 kkal (kalori rendah). Sementara sumber ba­tubaranya berasal dari Jambi dan Sumatera Selatan.

Sementara itu, terkait penam­bahan pasokan listrik untuk Riau, PLN juga telah berhasil mendapatkan tambahan paso­kan 3x25 MW dari Balai Pun­gut yang juga mulai beroperasi. Oleh karena itu, pasokan listrik pada tahun depan akan lebih baik bila dibandingkan dengan tahun ini.

Penambahan infrastruktur kelistrikan di Riau ini penting untuk mengimbangi peningkatan permintaan listrik yang semakin tinggi. Untuk tahun ini, saja per­mintaan listrik meningkat hingga 9 persen. "Percepatan pemban­gunan infrastruktur kelistrikan sangat penting untuk memenuhi permintaan energi listrik warga Riau," tukas Amir. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA