Melalui pilot program ini, para pengemudi taksi Express dapat menggunakan aplikasi Uber untuk menerima pemeÂsanan perjalanan uber X. Kerja sama ini akan memudahkan pengemudi dalam mendapatÂkan penumpang. Kebijakan ini juga akan menciptakan peluang ekonomi baru.
Chief Operating Officer PT Express Transindo Utama Tbk Benny Setiawan menÂgatakan, melalui kolaborasi bersama Uber ini, perseroan berharap tingkat utilisasi armada Express Group dapat ditingkatkan. Perseroan juga akan terus meningkatkan peÂlayanan supaya penumpang lebih aman dan nyaman.
"Sebagai salah satu perusaÂhaan taksi terbesar di Indonesia, kami terus mengeksplor cara-cara baru untuk menciptakan value bagi para stakeholder kami," kata Benny, kemarin.
Selain itu, Express Group juga akan mengembangkan pilihan pembiayaan kendaraan yang baru, fleksibel dan terÂjangkau. Para pengemudi Uber dapat mencicil kendaraan dari Express Group tanpa mengÂgunakan atribut taksi atau branding. Inisiatif ini, katanya, akan menjadi salah satu dari berbagai penawaran yang tersedia di program Vehicle Solutions Uber.
Head of Business, APAC, Uber Eric Alexander meÂnyambut baik kerja sama ini. Dengan kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan pasar baru.
"Kolaborasi ini ditujukan untuk menjadikan ridesharÂing semakin andal bagi penÂumpang dan membuka lebih banyak peluang ekonomi bagi pengemudi. Kami senang dapat berkolaborasi dengan Express Group," terang Eric.
Uber telah hadir di 450 kota di 72 negara, dan di lima kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, SuraÂbaya, dan Bali. Sementara, Express Group telah menÂgoperasikan lebih dari 11.000 unit taksi di seluruh Indonesia dengan wilayah pelayanan mencakup Jadetabek, Medan, Semarang, Surabaya, Padang, Bali dan Lombok.
Sebelumnya, Express menÂcatatkan kerugian sebesar Rp 81,805 miliar dalam 9 bulan pertama 2016 atau peÂriode yang berakhir pada 30 September 2016. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan masih membukukan keuntungan sebesar Rp 11,075 miliar. Selain itu, emiten berkode TAXI ini juga ditinggalkan oleh dua direksi dan empat komisarisnya. ***
BERITA TERKAIT: