Paraf, Panduan Untuk Pelaku Industri Kreatif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 15 November 2016, 03:27 WIB
Paraf, Panduan Untuk Pelaku Industri Kreatif
Net
rmol news logo Buku berjudul Paraf telah hadir dalam edisi kedua. Paraf merupakan sebuah publikasi yang merekam kumpulan visi dan inspirasi pelaku industri kreatif di Indonesia. Tulisan mengenai perjalanan dan perkembangan para pelaku industri kreatif ini merupakan hasil kerja sama dengan media.

Penerbit sekaligus pelaku industri kreatif Ben Soebiakto mengatakan, Buku Paraf ditujukan bagi mereka yang tengah merintis atau mempersiapkan diri untuk menjadi seorang entepreneur. Agar bisa menyerap inspirasi dari para pelaku industri kreatif Indonesia yang kisahnya dipaparkan didalamnya.

Beragam materi disajikan dalam buku mulai dari perkembangan industri kreatif dalam ritel dan mode, fotografi, digital dan teknologi, arsitektur, seni dan budaya, kecantikan, akademik, musik, kuliner dan sosial.

Menurut Ben, begitu besar dan majunya perkembangan industri kreatif di Tanah Air maka sudah selayaknya ada sebuah dokumentasi regular yang baik dengan desain dan kemasan premium. Agar dapat dibanggakan ke seluruh pelosok Indonesia.

"Saya sering ketemu anak kreatif yang cita-citanya ingin mendokumenkan kisah kreatif anak-anak Indonesia. Supaya dapatkan sebuah dokumentasi yang lebih layak," ujarnya saat launching Buku Paraf di Jakarta, Senin (14/11).

Ben menambahkan, Paraf edisi kedua ini menampilkan perjalanan panjang Tex Saverio dalam membangun rumah mode atau kegigihan Mira Lesmana dalam menyemarakkan perfilman nasional. Selain itu, masih banyak lagi tulisan para crativepreneur lainnya.

"Indonesia dapat terus bergerak maju bila banyak pihak selalu terbuka untuk kolaborasi. Kolaborasi ini pula yang menjadi nyawa dalam konten maupun direksi artistik Paraf," terangnya.

Di edisi kedua ini, ulasan Paraf juga lebih lengkap karena juga diisi segmen industri kreatif yang terus berkembang, mulai dari aplikasi dan pengembangan game, desain produk, desain interior, desain komunikasi visual, penerbitan hingga bidang hospitality.

Pembaca buku tidak ditargetkan batasan usia. Pasalnya, hal itu berlaku untuk industri kreatif yang tak pernah mengenal batasan usia.

"Sebenarnya kalau industri kreatif tidak ada batasan umur, siapapun yang tertarik melihat wajar kreatif Indonesia bisa menjadi target. Kita percaya banyak industri kreatif ingin diekspos. Kalau ditarik audience-nya kita bilang segala umur yang ingin belajar industri kreatif," pungkas Ben. [wah]  

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA