Raker yang dipimpin oleh Ketua Komisi VII, Gus Irawan Pasaribu itu membahas tentang berbagai isu. Salah satunya menyangkut pemangkasan anggaran di Kemen ESDM sebesar Rp.291,59 miliar untuk tahun anggaran 2017 dari Rp.7,31 triliun menjadi Rp.7,02 triliun.
Jonan menegaskan bahwa pihaknya sesungguhnya sudah diberitahu oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati tentang pemotongan anggaran itu sejak baru dilantik menjadi Menteri ESDM.
Jonan tak keberatan dengan pemotongan anggaran itu karena dia sadar betul negara saat ini tengah mengalami keterbatasan anggaran.
"Karena keterbatasan anggaran yang ada sesuai dengan program pemerintah 2017," jelasnya.
Meski dipotong anggarannya sebesar Rp.291,59 miliar, Jonan percaya diri bahwa itu tidak akan mengganggu kinerja kementerian yang dipimpinnya.
"Kita menyesuaikan. Kemen ESDM mencoba yang dipotong itu tidak mengganggu sasaran pembangunan. Khususnya untuk bidang Minerba," jelasnya.
Lebih lanjut, dia juga mengusulkan pemotongan anggaran untuk beberapa bidang. Diantaranya yaitu anggaran untuk pembangunan jaringan gas (jargas) pada tahun 2017 sebesar 15.500 sambungan rumah tangga, dari sebelumnya sebanyak 69.200 sambungan menjadi 53.700 sambungan. Alasannya, Jonan tak yakin pihaknya akan mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Kemudian pemotongan anggaran untuk program converter kit bagi nelayan. Dia mengusulkan untuk tahun depan pemangkasan anggaran yang sebelumnya Rp.100 miliar menjadi sebesar Rp.50. Artinya anggaran yang sebelumnya untuk 28.400 unit converter kit dipotong sebanyak 4.400 unit menjadi 24.000 unit.
"Jadi tidak terlalu banyak dipotong," tandasnya.
Selanjutnya pemotongan anggaran bagi pembangkit listrik tenaga gas dan batu bara oleh Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Disitu bukan hanya pemotongan, tapi Jonan malah meminta untuk menunda hingga tahun 2018 sebab menurut dia, disektor itu penyerapan anggarannya sangat kecil karena masih banyak persiapan yang harus mereka lakukan.
"Takutnya kalau di 2017 itu tidak terserap sama sekali karena banyak persiapan yang dilakukan untuk pembangunan, karena ini juga tahun jamak," imbuhnya.
Lebih lanjut dia juga meminta agar dilakukan pemotongan anggaran bagi pembangkit listrik tenaga sampah. Usulan itu ia kemukakan karena menurut dia proyek itu masih memerlukan penyesuaian studi kelayakan dan rekayasa desain secara mendetail karena adanya perubahan teknologi, yakni teknologi terbaru dan ramah lingkungan.
Terakhir, pemotongan anggaran bagi belanja barang dan modal. Khususnya biaya operasional, barang operasional, biaya seminar kit, biaya penjilidan, biaya percetakan, biaya pengadaan laptop atau komputer yang akan dikurangi sebesar Rp.52 miliar.
[sam]
BERITA TERKAIT: