Hal tersebut dikatakan oleh pemilik perusahaan BlackÂspace Alexander Isaev dalam pertemuan dengan delegasi Komisi Vi DPR di Moskow pekan lalu.
Dalam keterangan yang diÂterima
Rakyat Merdeka, kunÂjungan ini dilakukan untuk mempelajari pengalaman Rusia dalam regulasi bidang pertaniÂan, lingkungan hidup, kelautan dan perikanan serta pangan. Pertemuan itu juga dimaksudÂkan untuk mendapat informasi mengenai aktivitas perusahaan Rusia di Indonesia.
Perusahaan Blackspace bergerak di bidang pertambanÂgan dan pengolahan sumber daya alam, termasuk pertamÂbangan batubara kalori tinggi di Pulau Kalimantan, proyek pembangunan 60 pabrik ferÂonikel di Sulawesi Tenggara, produksi mangandioksida di bagian barat Pulau Timor, serta proyek produksi alumina di Kalimantan Barat.
Blackspace juga telah meÂmulai pembangunan jalur rel kereta apidi Kalimantan Tengah dengan total panÂjang 500 km guna melayani kebutuhan transportasi dan logistikperusahaan, khususÂnya pengangkutan batubara darilokasi pertambangan samÂpai ke pelabuhan.
Untuk merealisasikan proyek perikanan, telah didiÂrikan pula perusahaan Perindo Space yang merupakan joint venture antara Blackspace dan Perum Perindo. PembanguÂnan tahap awal direncanakan akan dimulai dari Pulau NaÂtuna. Proyek lain yang banyak mendapat perhatian daripara anggota DPR maupun delegasi kementerian adalah pembanÂgunan
situation room di kantor Blackspace di Jakarta.
Alexander mengatakan, Blackspace akan mulai mengÂgarap beberapa proyek di bidang pertanian, termasuk produksi sejumlah komoditas unggulan, seperti minyak sawit dan karet.
Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo mengatakan, DPR bersedia mendukung aktiviÂtas Blackspace di Indonesia. Menurut Edhy, pemerintah InÂdonesia mengapresiasi upaya para investor yang membanÂgun fasilitas pengolahan di dalam negeri dan mendukung kebijakan larangan ekspor mineral mentah. ***
BERITA TERKAIT: