BPK: Biaya Eksploitasi Gas Di Indonesia Terlalu Mahal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 21 September 2016, 12:15 WIB
BPK: Biaya Eksploitasi Gas Di Indonesia Terlalu Mahal
Achsanul Qasasih/Net
rmol news logo Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjabarkan biaya eksploitasi gas bumi di Indonesia cukup tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tingginya harga gas bumi di hulu dan ujungnya memberatkan industri dalam negeri.

"Kamu tahu tidak yang membuat harga gas bumi mahal adalah biaya eksploitasi yang tinggi sekali di Indonesia dibanding negara lain," ujar anggota BPK Achsanul Qasasi di Jakarta, Rabu (21/9).

Menurutnya, akibat biaya eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) yang tinggi memberatkan industri.

"Biaya eksploitasi migas di Indonesia itu mencapai 47 dolar AS per barel padahal negara tetangga saja bisa tuh 15 dolar AS per barel," katanya.

Selain biaya eksploitasi, sumur-sumur yang sudah tua, sambung Achsanul juga membuat bisnis tersebut menjadi tidak menarik. Belum lagi, menurut Achsanul banyak trader-trader yang mengambil untung tinggi dari bisnis gas bumi.

"Struktur biaya eksploitasi harus dibenahi. Sehingga hulu bisa murah karena 90 persen harga gas itu ditentukan dari hulu-nya. Belum lagi masalah trader yang berbisnis di sini jadinya rantai bisnis ini tidak efisien," tuturnya.

Pemerintah, sambung Achsanul harus turun tangan mengatasi masalah gas. Harus ada insentif bagi para investor untuk tertarik di bisnis eksploitasi gas.

"SKK Migas harus berikan jaminan untuk bagaimana pebisnis tertarik di eksploitasi  gas," katanya.

Seperti diketahui, industri dalam negeri mengeluhkan tingginya harga gas bumi yang mereka beli. Apalagi bila dibandingkan dengan harga gas di negara tetangga harganya jauh lebih mahal di Indonesia.

Menurut data Kementerian Perindustrian, harga gas bumi di Singapura hanya sekitar 4,5 dolar AS per juta British thermal unit (MMBTU), Malaysia 4,47 dolar AS per MMBTU, dan Filipina 5,43 dolar AS per MMBTU.

Bila membandingkan dengan harga gas bumi dengan negara tetangga, terlihat jelas bahwa harga gas di Indonesia sejak di hulu saja sudah lebih mahal dibanding harga hilir di Singapura, Malaysia dan Filipina. Untuk mengalirkan gas dari hulu ke konsumen menggunakan  pipa transmisi (biaya angkut nya ditetapkan pemerintah) dan pipa distribusi gas bumi yang panjangnya berkilo-kilo meter hingga sampai ke industri. Tidak mengherankan, harga gas untuk industri di Indonesia berkisar 9 - 10 dolar AS per MMBTU.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA