GFW merupakan
platform teknologi hasil kolaborasi antara Google, Oceana, dan SkyTruth. Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang memberikan komitmen berbagi data sistem pemantauan kapal atau
Vessel Monitoring System (VMS).
Menteri Kelautan dan PeriÂkanan Susi Pudjiastuti mengatakan, GFW yang baru saja diluncurkan di Amerika Serikat dapat memperkuat transparansi data melalui produk online berÂbasis informasi dan teknologi secara global.
"Saya berharap negara-negara lain bisa memanfaatkan Global Fishing Watch dengan positif, karena penggunaan GFC ini bukan hanya soal monitoring," kata Menteri Susi dalam siaran pers KKP yang diterima
Rakyat Merdeka, kemarin.
Susi menegaskan, pencurian ikan adalah kejahatan global. Dengan platform itu, dia mengatakan pengawasan dapat dilakuÂkan semua orang.
"Dengan teknologi seperti GFW ini, kita semua dapat menggerakkan swasta dan peÂmerintah di sektor perikanan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan," ujarnya.
Dengan menggabungkan data VMS dan
Automatic IdentiÂfication System (AIS) maka visualiasi pergerakan kapal penangkapan ikan di Indonesia bisa dilihat di Google Earth dan Google Maps. AIS dirancang sebagai platform keamanan bagi kapal agar terhindar dari tabrakan di laut. Sistem itu meÂnampilkan secara cukup akurat antara lain identitas kapal, lokasi, kecepatan, hingga arah tujuan kapal.
VMS selama ini menjadi sistem pemantauan yang diÂwajibkan pemerintah kepada perusahaan penangkapan ikan komersial. Dalam sistem GFW, data-data VMS terhubung secara komputasi awan. Transparansi data melalui produk perangkat
online berbasis informasi dan teknologi ini dilakukan sebagai bagian dari upaya kerjasama pemerintah Indonesia dengan Google dan Skytruth dalam memberantas illegal fishing di tingkat global.
Tak hanya itu, Susi mengatakan pengawasan dengan GFW dilakukan secara
real time. Dia berharap, negara lain juga turut terlibat dalam platform tersebut.
"Data yang digunakan juga sebagai timbal balik untuk pemerintah dan reformasi keÂbijakan yang lebih baik. ItuÂlah sebabnya saya mendorong setiap negara untuk terlibat dalam inovasi yang luar biasa ini," jelasnya. ***
BERITA TERKAIT: