PTDI Siap Pindah Ke Pabrik Baru Di Majalengka

Genjot Pasar Ekspor

Jumat, 16 September 2016, 09:51 WIB
PTDI Siap Pindah Ke Pabrik Baru Di Majalengka
Foto/Net
rmol news logo PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Persero sukses mengekspor pe­sawat terbang buatan mereka ke-11 negara. Hingga saat ini, total pesawat yang diekspor per­seroan mencapai 396 unit. Untuk menggenjot jumlah produksi, perusahaan perakitan pesawat terbang pelat merah itu terus melakukan berbagai persiapan pindah pabrik dari Bandung ke Majalengka, Jawa Barat, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.

Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan, perseroan menargetkan perpindahan pabrik ini bisa dilakukan setelah Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka resmi beroperasi dalam tiga tahun ke depan.

"Untuk pengembangan bisnis agar lebih besar, kita membu­tuhkan pabrik yang lebih luas. Pabrik saat ini hanya 50 hektare (ha) dan dinilai Presiden terlalu kecil, kita akan pindah ke Kerta­jati yang lahannya 200-300 ha," kata Budi.

Dia menjelaskan, pembangunan bandara Kertajati hingga kini masih berlangsung. Bandara terse­but ditargetkan beroperasi 2017. Bandara Kertajati akan berdiri di atas lahan 1.800 hektare. Adapun luas terminal mencapai 9.200 meter persegi di mana itu bisa me­nampung 5-6 juta penumpang.

Ia melanjutkan, untuk kan­tor PTDI di Bandung nantinya akan dikembalikan pada negara. Namun, kantor tersebut bisa di­gunakan untuk penyimpanan alat utama sistem pertahanan (alutsis­ta). Karena pihaknya berencana membuat pesawat tempur.

Lokasi PTDI saat ini berada di kawasan Bandara Husein Sas­tranegara, Bandung, atau berdeka­tan dengan Landasan Udara TNI AU Husein Sastranegara. Seluruh produksi pesawat juga bisnis dilakukan di wilayah itu, termasuk pembuatan pesawat yang ditujukan untuk pasar ekspor.

Marketing of Communica­tion PTDI Nadira Ghaisani menambahkan, negara-negara yang telah menggunakan pe­sawat buatan perseroan yaitu, Thailand, Venezuela, Turki, UAE, Burkina Faso, Malaysia, Korea Selatan, Pakistan, Guam, Senegal, dan Filipina.

PTDI juga mengklaim kalau komposisi mesin pesawat yang mereka buat juga sudah didomi­nasi buatan Indonesia.

"Engine dan apionic me­mang masih impor, tapi overall kita sudah bisa bikin sendiri ya di Bandung. Jadi total semuanya kita sudah buat sendiri," katanya.Masih adanya suku cadang yang harus diimpor dari luar negeri oleh perseroan karena, saat ini belum ada yang memiliki keahlian khusus untuk membuat mesin pesawat.

"Untuk dalam negeri kemam­puan itu belum ada. Sehingga, PTDI masih harus mengimpor komponen tersebut," tegas Nadira.

Dia menambahkan pesawat-pesawat buatan PTDIyang seluruhnya di didominasi buatan Indonesia yaitu CN 235 dan NC 212. Selain itu, komposisi pesawat yang diimpor biasanya berasal dari Amerika Serikat dan Swedia. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA