Executive Vice President and Head of International AfÂfairs USChamber of Commerce, Myron Brilliant mengatakan, ada berbagai sektor yang dilirik pengusaha ASuntuk mengemÂbangkan bisnisnya di Indonesia. Namun, yang menjadi perhatian pengusaha adalah bisnis
e-commerce.
"
E-commerce bisa dikembangÂkan di Indonesia dan bisa menÂjadi industri yang besar di masa depan," ujar Brilliant dalam acara US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, perkembangan bisnis
e-commerce di IndoÂnesia sangat ditentukan oleh teknologi. Karena itu, perlu pengembangan teknologi pada berbagai lapisan masyarakat agar bisnis
e-commerce bisa lebih berkembang.
Dia menambahkan, Indonesia memang merupakan salah satu tujuan investasi yang menarik bagi pengusaha AS. Karena itu, dia berharap, Indonesia dan AS bisa terus menjalin kerja sama.
"Kerja sama tersebut tentu akan menguntungkan kedua negara dan bisa meningkatkan investasi," ujarnya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan P Roeslani mengakui, saat ini banyak investor asing yang masuk ke bisnis
e-commerce. "Gojek saja dapat 557 juta dolar ASdari Amerika Serikat, itu sudah masuk," katanya.
Tahun lalu, kata dia, sektor
e-commerce paling banyak dilirik oleh investor asing dengan nilai investasi mencapai 800 juta dolar ASatau Rp 10,5 triliun. Tahun ini, investasi
e-commerce ditaksir bisa mencapai di atas 1 miliar dolar ASatau Rp 13 triliun.
Namun, kata dia, investasi asing di sektor industri lainnya juga diperkirakan tidak akan berkurang banyak. Investor asÂing masih tetap akan menanamkan modalnya untuk mengemÂbangkan sektor industri yang sudah lama berkembang.
"Yang tradisional tetap ada dan itu bisa berjalan. Cuma sekarang ditambah e-commerce saja jadi bisa meningkat," tutur Rosan.
Menurutnya, salah satu sektor lagi yang perlu dibidik invesÂtor ASdalam berinvestasi di Indonesia adalah infrastuktur di bebagai daerah. "Pesan saya untuk sektor yang akan dijadikan tujuan investasi, fokus kepada proyek jangka panjang di IndoÂnesia," tutupnya.
Lebih RamahWakil Ketua Asosiasi PenguÂsaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pemerintah saat ini lebih ramah kepada investor. Hal ini terbukti dengan banyak regulasi yang memudahkan para investor meÂnanamkan modalnya di Tanah Air. Karena itu, dia berharap pengusaha ASmeningkatkan investasinya.
"Kita adalah ekonomi salah satu terbesar. Dengan pertumÂbuhan ekonomi dan kredit dari masyarakat kelas menengah. Ini kesempatan bagus," ujarnya.
Hal senada dikatakan Menko Perekonomian Darmin NasuÂtion. Menurutnya, Indonesia sangat terbuka kepada invesÂtor asing. Bahkan, pemerintah terus meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia dengan meluncurkan 13 paket kebijakan ekonomi.
"13 paket kebijakan ekonomi itu tujuan utamanya adalah unÂtuk memudahkan persaingan dan menarik investor. Proyek lebih cepat mudah dan menguntungÂkan," ujar Darmin.
Bekas Gubernur Bank IndoneÂsia ini mengajak pengusaha ASmenanamkan modalnya tidak hanya di
e-commerce saja, tapi juga ke sektor ekonomi kreatif, seperti pariwisata dan industri film.
Darmin menambahkan, peÂmerintah sedang mengemÂbangkan pendidikan keahlÂian atau vokasi agar kualitas tenaga kerja Indonesia meninÂgkat. Sehingga nantinya para investor tidak perlu takut akan kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas jika ingin mendirikan perusahaan atau pabrik.
Presiden AmCham Indonesia Brian Arnold berharap, kerja sama antara Indonesia dengan AS terus meningkat dan berkemÂbang. "Semoga ini bisa menjadi dialog dan pertemuan yang efekÂtif dan kerja sama bisa semakin meningkat," katanya.
Berdasarkan kajian yang diÂpublikasikan oleh AmCham Indonesia dan U.S. Chamber of Commerce yang berjudul
"Vital & Growing: Adding up the US-Indonesia Economic RelationÂship," nilai kerja sama AS dan Indonesia bisa mencapai 131,7 triliun dolar ASdi 2019. ***
BERITA TERKAIT: