Dengan disetujuinya penerbitan saham baru dan penguatan manajemen tersebut, BTEL yakin dapat memperbaiki struktur permodalan serta kinerjanya dengan merambah lini bisnis baru triple play selain mengembangkan bisnis digital dengan esia talk-nya serta layanan MVNO 4G LTE.
Sebagai tindak lanjut dari diperolehnya lisensi seluler jasa telepon dasar, maka BTEL secara bertahap mengurangi layanan bisnis Fixed Wireless Access (FWA) CDMA dan akan mengembangkan bisnis telekomunikasi seluler berbasis 4G LTE pada saat yang tepat.
Wakil Direktur Utama dan CEO BTEL, Taufan E. Rotorasiko, mengungkapkan pihaknya melihat ada kebutuhan besar dalam mensinergikan telekomunikasi, internet dan media. Karenanya dengan lisensi MVNO, jaringan FO yang lebih dari 100.000 home pass yang dimiliki BTEL, kemampuan dan pengalaman bertransformasi, serta adanya bisnis aplikasi dengan Esia Talk yang semakin berkembang, beserta potensi LTE ke depan, BTEL merencanakan untuk turut memberikan sumbangsih kepada kemajuan bangsa dengan melalui solusi triple play.
"Layanan triple play adalah salah satu dari langkah ekspansi Bakrie Telecom ke depan dan akan menjadi pilar pengembangan bisnis digital Bakrie Telecom Tbk," ujar Taufan.
Untuk memulai layanan Triple Play, Bakrie Telecom akan memberdayakan lebih 100.000 home pass yang telah dimiliki sebagai basis memberikan layanan Triple Play.
"Kami dalam beberapa bulan ini sudah soft launching dan sudah mendapatkan lebih dari 3000 pelanggan." tambahnya.
Selain itu pengembangan aplikasi seperti Esia Talk yang akan segera diikuti pengembangan pengembangan lain juga akan menjadi driver ekspansi Bakrie Telecom ke depan. Di dalam proses perkembangan positif ini yang terlihat dari aplikasi dan platform lokal yang sudah diluncurkanya itu Esia Talk yang telahmemiliki lebih dari 300.000 pengguna.
Esia Talk merupakan aplikasi untuk melakukan dan menerima panggilan suara dan pesan ke dan dari manapun.
"Kami ingin bekerjasama dengan berbagai perusahaan penyedia layanan teknologi, telekomunikasi, dan media dalam memberikan nilai lebih kepada pelanggan, pemegang saham, karyawan, para mitra serta seluruh stakeholder BTEL. Dengan bergabungnya Mark Robson yang sudah berkecimpung lama dalam bisnis triple play di mancanegara dan Indonesia, serta Andi Pravidia di tim manajemen, kami meyakini visi kami tersebut bisa tercapai," ungkap Taufan.
Pada RUPSLB tersebut juga Bakrie Telecom menerbitkan saham baru di harga Rp.200 melalui Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Hasil dari penerbitan saham tersebut digunakan untuk pembayaran utang sebesar Rp 7,6 triliun. Hal ini merupakan implementasi Perjanjian Perdamaian antara BTEL dan para krediturnya yang disepakati pada 8 Desember 2014 lalu.
[ald]
BERITA TERKAIT: