Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Investasi Rp 5,4 Triliun Tahun 2016, Bukti Toyota Serius Berbisnis Di Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 19 Februari 2016, 09:08 WIB
Investasi Rp 5,4 Triliun Tahun 2016, Bukti Toyota Serius Berbisnis Di Indonesia
rmol news logo Investor global masih menaruh kepercayaan terhadap iklim investasi dan prospek industri otomotif di Indonesia. Salah satu buktinya, Grup Toyota Motor Corporation terus meningkatkan realisasi investasi di Indonesia. Tahun ini, mereka berencana menanamkan modal sebesar Rp 5,4 triliun setelah tahun 2015 menanam modal Rp 5 triliun.

"Toyota serius berbisnis di Indonesia," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin usai bertemu Executive Vice President Toyota Motor Corporation (TMC), Seiichi Sudo di Nagoya, Jepang, Kamis (18/2). Turut mendampingi Menperin, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza.

Dalam kurun waktu lima tahun, sejak 2015 hingga 2019, total rencana investasi Toyota mencapai sebesar Rp 20 triliun. Sedangkan hingga 2014, prinsipal asal Negeri Sakura itu telah merealisasikan penanaman modal di Indonesia sebesar Rp 40 triliun. Saat ini, perusahaan tengah merampungkan pabrik mesin (engine plant) di Karawang.

Menteri Saleh mengapresiasi kepercayaan Toyota yang terus menerus berinvestasi di Indonesia dan telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi dan basis produksi mobil Toyota hingga saat ini.

"Saya juga mengajak TMC agar tidak tanggung-tanggung di Indonesia, maka saya minta Toyota dan mitranya di Jepang untuk terus meningkatkan investasi di sektor otomotif terutama bahan baku dan komponen, dan mulai secara bertahap melakukan kegiatan R&D di Indonesia untuk lebih memperkuat struktur industri otomotif Jepang yang ada di Indonesia saat ini," lanjut Saleh. Kemenperin mencatat, merek Toyota di Indonesia menguasai sekitar 31-32 persen pasar domestik.

Dia juga mendesak Toyota turut mendongkrak produksi mobil di Indonesia serta membangun fasilitas penelitian dan pengembangan (research and development/R&D).

Pasalnya, dibandingkan dengan Thailand yang jumlah penduduk 67,2 juta jiwa, telah memproduksi sekitar 2,5 juta unit mobil/tahun ( 50% untuk pasar domestik dan selebihnya untuk ekspor), sementara Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 Juta orang dengan jumlah penduduk berpenghasilan menengah sebesar 74 juta orang,  seharusnya sudah mampu memproduksi lebih dari apa yang sudah dicapai saat ini.

Industri komponen juga didorong untuk dikembangkan oleh pabrikan Jepang. Hal ini demi meningkatkan kandungan lokal produk otomotif.

Realisasi produk komponen juga didukung oleh pengembangan industri pendukung. Antara lain, pembangunan pabrik karet sintetik patungan antara Chandra Asri dan Michelin, pengembangan produksi baja untuk kendaraan bermotor yang dilakukan oleh Krakatau Steel, Nippon Steel, JFE Steel (Jepang) dan Posco (Korea Selatan) serta produksi resin oleh Adi Wira Plastic.

Seiichi Sudo mengatakan Toyota menempatkan Indonesia sebagai negara yang penting. "Ke depan, kami akan menjadikan Indonesia sebagai basis industri berorientasi ekspor dan Toyota ingin berkontribusi bagi penguatan industri otomotif yang memberikan nilai tambah," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA