Menstimulus Perekonomian Nasional Lewat 8 Jurus OJK

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 01 Februari 2016, 17:34 WIB
rmol news logo Presiden Direktur Center for Banking Crisis Achmad Deni Daruri optimistis delapan paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berfokus pada penguatan permintaan agregat, sisi penawaran dan kesenjangan dalam tabungan serta investasi dapat menolong perekonomian nasional di tengah turbelensi ekonomi global.

Paket-paket ini untuk diketahui keluar sebelum Bank Indonesia menurunkan BI Rate. Sementara itu, IMF terus mengoreksi dan memperkirakan ekonomi dunia pada 2016 tumbuh 3,4 persen dan 3,6 persen untuk 2017.

Pertumbuhan ekonomi tahun ini akan dipangkas menjadi 4,8 persen atau turun 0,1 persen, sedangkan pada 2017 direvisi menjadi 5,1 persen atau dipangkas 0,2 persen.

Namun dengan adanya delapan jurus OJK tersebut, menurut dia, perekonomian Indonesia akan tertolong dalam tiga hal. Pertama, reformasi harga minyak bersubsidi sejak Januari 2015 lalu. Kedua, peningkatan belanja modal dan sosial yang sesuai dengan ruang fiskal, serta ketiga, kebijakan OJK yang progrowth.

"Kebijakan OJK ini berdampak langsung dan tak langsung pada peningkatan investasi swasta," terang Deni.

Paket kebijakan OJK, lanjut Deni, juga diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk produk dan aktivitas bank syariah, serta penyederhanaan pembukaan jaringan syariah. Dengan demikian, bank syariah tidak lagi menjadi beban dalam perekonomian nasional.

Selain itu, ia yakin belanja investasi dan konsumsi perekonomian juga dapat meningkat dengan adanya kebijakan OJK di sektor perbankan, pasar modal, industri keuangan nonbank, serta kebijakan di bidang edukasi dan perlindungan konsumen.

Sementara permasalahan perekonomian Indonesia lainnya adalah lemahnya investasi yang disebabkan oleh stagnasi seluler dan saving investment gap. Menurut dia, hal tersebut hanya dapat diatasi jika pasar modal efisien dan sektor perbankan efektif.

Paket kebijakan OJK justru kata dia, memberikan peluang bagi perekonomian Indonesia untuk tumbuh di atas lima persen.

"Artinya, lebih tinggi dari yang diproyeksikan IMF," jelasnya.

Alasannya, karena kebijakan OJK sudah menyentuh penguatan permintaan agregat demand, efisiensi supply side dan mengatasi problem kesenjangan investasi dan tabungan di dalam negeri.

"Kebijakan OJK akan menjadi garda utama untuk melindungi perekonomian nasional dari ancaman krisis perekonomian global," tutupnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA