APP OKI Optimis Dongkrak Nilai Ekspor Sumsel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 20 November 2015, 16:44 WIB
rmol news logo Salah satu pilar usaha APP Sinar Mas PT OKI Pulp And Paper di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ditargetkan mulai beroperasi pada April 2016 setelah mencapai progres pembangunan 55,53 persen per November 2015.

Direktur Pengelola Sinar Mas, G Sulistiyanto mengatakan, setelah beroperasi, pabrik pulp terbesar di Asia dengan nilai investasi Rp35 triliun ini akan mengekspor 2 juta ton pulp dan 500 ribu ton tisu dengan nilai mencapai 1,5 miliar dolar AS atau Rp 20 triliun pada tahun pertama.

"Perusahaan berharap target ini bisa dicapai karena jika tertunda lagi maka akan menambah biaya investasi," kata Sulistyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/11).

Hal ini, lanjut dia, mengingat perusahaan sempat mendapatkan ancaman ketersediaan barang baku karena beberapa lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) turut terbakar selama beberapa bulan terakhir.     

"Perusahaan juga menjadi korban atas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi, tentunya ini mengganggu rencana ke depan. Saat ini sudah ada rencana revitalisasi lahan yang terbakar untuk memastikan ketersediaan bahan baku di masa datang," kata dia.

Manajer Site APP OKI, Gadang Hartawan memaparkan, kebutuhan bahan baku APP OKI disuplai dari lahan HTI seluas 470 ribu hektar yang berada di OKI dan Musi Banyuasin. Berdasarkan estimasi sementara, terdapat 10 persen lahan yang terbakar, sementara kebutuhan suplai pohon akasia per tahun hanya dibutuhkan dari lahan seluas 60-70 hektare.

"Dari hitung-hitungan ini maka suplai bahan baku tetap terjaga karena masih ada cadangan," kata dia.

Sekedar info, pabrik APP OKI memiliki lahan seluas 1.700 hektare atau sepertiga dari luas Kabupaten OKI yang mulai dibangun sejak 2013. Lokasi dipilih di OKI karena sudah ada ratusan ribu hektar lahan HTI milik perusahaan yang sudah ditanami sejak tahun 2005.

Selain memiliki lahan HTI sendiri,  perusahaan juga telah menyiapkan berbagai infrastruktur penunjang seperti pelabuhan di Selat Bangka, pembangkit listrik biomassa berkapasitas 500 MW, dan sistem 17 pabrik yang terintegrasi.

Direktur APP Suhendra Wiriadinata mengatakan bisnis bubur kertas dan tisu sangat menggiurkan pada masa mendatang seiring dengan semakin tingginya permintaan, terutama di Tiongkok.

"Dari 2 juta ton pulp yang dihasilkan, sebanyak 80 persen diekspor, sementara yang 20 persennya akan dibuat tisu dan 95 persennya juga diekspor, serta sebagian besar tujuan ke Tiongkok," kata dia.

Saat ini, tenaga kerja yang bekerja di APP OKI mencapai 15 ribu orang untuk pembangunan pabrik. Namun setelah beroperasi akan berkurang menjadi hanya 3.500 orang ditambah 15 ribu orang tenaga kerja tidak langsung (kontraktor dan suplayer).

"Mendatangkan investasi setara Rp 35 triliun bukan perkara mudah. Harapannya, terjadi perubahan signifikan dengan kabupaten ini," ujar dia.

Keberadaan APP OKI ini diperkirakan akan mendongkrak ekspor Sumsel sebesar 32 persen, sedangkan PDRB sebesar 11 persen. Sementara itu, dalam proses pembangunan ini perusahaan juga telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 21,83 miliar untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, beasiswa, dan pendirian sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) di OKI.

Pada hari ini juga diresmikan Jembatan Rasau yang merupakan CSR dari APP OKI.[wid]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA