Menurutnya, dengan adanya pemangkasan, pengiriman dari daerah ke Jakarta hanya akan memakan biaya sebesar Rp 70 ribu-Rp 80 ribu per kilogram.
"Harga berat hidup dijual untuk naik kapal itu Rp 29 ribu-Rp 30 ribu per kilogram. Artinya, kalau kita kalikan dua maka harga daging berarti Rp 60 ribu. Ongkos dan cari untung Rp 5 ribu-Rp 15 ribu berarti Rp 70 ribu-Rp 80 ribu sampai ke konsumen yang ada di Jakarta," jelas Amran usai rapat tertutup bersama pengusaha sapi di Hotel Aston, Kupang, NTT (Rabu, 18/11).
Amran mengatakan, lipat ganda penghitungan harga daging sapi berasal dari rendemen atau hasil daging yang didapat dari satu sapi yang hanya sebesar 50-55 persen. Artinya, jika satu ekor sapi seberat 300 kilogram maka daging yang dapat dijual hanya 150 kilogram. Karena itu, untuk menutup kerugian beli para pangusaha, harga daging sapi dikalikan dua.
Biaya distribusi sapi dari NTT ke Jakarta juga akan terpangkas bila menggunakan kapal angkut ternak. Distribusi yang biasanya mencapai Rp 1,8 juta per ekor kini pengusaha ternak sapi hanya merogoh kocek untuk pengiriman ke Jakarta sebesar Rp 320 ribu per ekor.
"Biaya kapal yang biasa itu kurang lebih Rp 1,8 juta per ekor sebelumnya sekarang jadi Rp 320 ribu, termasuk asuransi. Ini Rp 320 ribu sampai ke Jakarta dan sudah dapat asuransinya. Insya Allah (pengapalan perdana angkut sapi dari NTT) mulai tanggal 3 (Desember) depan," demikian Amran.
[wah]
BERITA TERKAIT: