"Kita bikin simulasi. Tingkat permintaannya kita pakai 2,56 kg perkapita. Lalu kita model dengan pertambahan produktifitas, lalu kemampuan permodalan dan seterusnya. Paling cepat kita (swasembada sapi tahun) 2024," pengamat ekonomi pertanian Bustanul Arifin di lantai 10, Gedung 1, Kantor Pusat Badan Pusat Statistik, Jakarta Pusat, Selasa (22/9).
Hasil simulasi ini, lanjutnya, juga menunjukkan alasan mengapa pemerintah yang tidak secara eksplisit menargetkan swasembada sapi.
"Bagi saya dapat dimengerti pemerintah sekarang tidak secara eksplisit menargetkan swasembada sapi. Karena memang sulit, tidak seperti yang lain," sambungnya.
"Makanya dibikin agak samar-samar (kebijakan pemerintah terkait ketersediaan daging sapi). Tapi di sisi lain pemerintah menekankan untuk meningkatkan produksi sampai 10,8 persen per tahun," tandas Bustanul.
[ian]
BERITA TERKAIT: