Legislator: Efisienkan Rantai Distribusi Daging Ayam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 28 Agustus 2015, 08:24 WIB
rmol news logo Lonjakan harga daging ayam di pasaran melonjak hingga empat kali lipat dari harga jual di tingkat peternak.

Anggota DPR Komisi IV, Rofi Munawar memandang, perlu usaha serius dari pemerintah untuk melakukan efisiensi rantai distribusi dan memperhatikan kesejahteraan peternak ayam dengan menjaga stabilitas Harga Pokok Produksi (HPP) ayam di bawah harga jual ayam hidup.

Selain itu, ia meminta pemerintah melakukan koordinasi berkala dengan asosiasi pedagang, asosiasi peternak, asosiasi rumah potong unggas, dan stake holder lainnya.

Info yang diperolehnya dari Bandung, sehari setelah masa demo mogok yang dilakukan oleh para pedagang daging ayam sejak Kamis lalu, harga daging ayam di pasaran masih dikategorikan tinggi. Seperti harga daging ayam di Pasar Cihaurgeulis, yang berada pada kisaran Rp 39 ribu.  Meskipun ada penurunan harga Rp 1.000 dari harga awal sebelum demo berlangsung. Pedagang ayam mengaku, di hari pertama kemarin, masih sepi pembeli.

"Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian harus berkoordinasi untuk menyikronkan serta mengatur tata niaga daging ayam," tegasnya melalui rilis tertulis yang diterima redaksi, pagi ini (Jumat, 28/8).

Ia memastikan, DPR mendukung langkah pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi, daging ayam, dan pangan pokok lainnya, serta menindak tegas importir atau pelaku usaha pangan yang  melakukan penimbunan daging sapi, daging  ayam, dan pangan  pokok lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Legislator dari Jawa Timur ini menjelaskan, masalah dalam rantai distribusi daging ayam di duga karena adanya perilaku spekulan atau penyalahgunaan kekuatan pasar yang dilakukan pedagang perantara (kartel) dalam satu supply chain atau rantai distribusi. Ini terjadi, menurut dia, karena struktur pasar sangat berpengaruh terhadap jumlah margin keuntungan yang ditetapkan oleh para pelaku usaha dalam satu rantai pemasaran.

"Ada berapa jumlah perusahaan yang beroperasi di pasar, bagaimana barrier to entry and exit bagi perusahaan, dan karakteristik produk yang diperdagangkan sangat menentukan struktur pasar yang terbentuk," urainya.

Dari struktur pasar inilah, lanjut dia, muncul pengaruh untuk mempengaruhi harga pasar dari kekuatan perusahaan-perusahaan yang ada di dalam pasar tersebut.

"Secara umum pasar daging ayam terbentuk secara oligopoli, di mana perusahaan tunggal atau beberapa perusahaan dominan akan berperilaku sebagai pembentuk harga, yang memiliki keleluasaan dalam menetapkan harga dan menentukan margin seoptimal mungkin," ulasnya.[wid] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA