Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Budi Karya Sumadi mengatakan, awalnya perseroan berniat membangun terminal pendukung angkutan pemadu moda di Terminal 2 D lantaran Damri akan melakukan penggantian armada yang sudah berusia di atas empat tahun. Tapi, pihaknya kemudian memutuskan untuk merenovasi Terminal 2 F.
"Pergerakan penumpang dan bus saat ini membingungkan. Karena itu, kami putuskan untuk memperbesar terminal bus yang ada sehingga bisa menampung lebih banyak bus," ujar Budi.
Menurutnya, dengan renovasi ini, akan ada 10 lajur terminal bus yang disiapkan sehingga bisa menampung lebih banyak kendaraan. Saat ini, terminal itu hanya mampu menampung tiga lajur antrean bus.
"Kalau ada 10 lajur, otomatis makin banyak rute bus dari bandara yang armadanya siap mengangkut penumpang. Dengan demikian, waktu tunggu kendaraan bisa lebih singkat," terang Budi.
Sebelumnya, AP II mendapatkan fasilitas pinjaman berjangka senilai Rp 400 miliar dari PT
Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Budi mengatakan, pinjaman tersebut akan digunakan untuk pengembangan bandara di bawah AP II.
Dana pinjaman ini, kata Budi, juga akan dimanfaatkan untuk pendanaan pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, khususnya Terminal 3 Ultimate.
"Kami harap pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat berjalan lancar sehingga mulai beroperasi tahun depan. Di mana saat ini kemajuannya telah mencapai hampir 80 persen," terang Budi.
Selain Terminal 3 Ultimate, pembangunan infrastruktur lain yang menjadi prioritas di Bandara Soekarno-Hatta di antaranya stasiun untuk akses kereta bandara dan pengadaan moda transportasi otomatis antar terminal di bandara atau automated people mover system (APMS). ***