Rencana
holding ini dibahas dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan para dirut BUMN di Istana Negara, Jakarta, petang ini (Senin, 18/5). Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri BUMN Rini Soemarno ikut dalam pertemuan itu.
"Intinya supaya BUMN bisa lebih besar, lebih kuat, dan lebih lincah. Supaya dapat menangkap
oportunity, supaya nanti kita bisa menjadi seperti Khazanah dan Temasek di masa mendatang," jelas Sofyan Djalil usai pertemuan.
Untuk itu, lanjutnya, harus dilakukan restrukturisasi yang komprehensif terhadap semua BUMN. Harus ada penguasaAn organisasi perusahaan dan penguatan internal.
"Kalau bisa holding, holding segera.
Just do it. Kalau perlu konsolidasi, konsolidasi segera,
just do it. Sehingga tujuan jadi besar. Kalau bisa revaluasi aset, segera revaluasi supaya BUMN kita bisa bersaing di dunia global," ucapnya.
Saat ini, tambah Sofyan, sudah ada beberapa BUMN yang melakukan holding. Dua di antaranya Semen Indonesia dan Pupuk Indonesia.
Nah, yang ditekankan untuk segera holding di pertemuan tadi antara lain Pelindo dan Perkebunan. "Terus yang lain-lain disuruh juga, mana yang bisa
holding, segera. Supaya dapat lebih cepat berkembang, lebih kuat," tegasnya.
Namun, untuk BUMN di bidang perbankan mendapat pengecualian.
"Perbankan nggak. Cukup konsolidasi. Yang penting bagaimana kurangi
cost, bersinergi, sehingga tidak perlu semua punya ATM. Bareng-bareng aja, yang penting punya 2-3 yang penting bisa dipakai bareng," tandasnya
.[wid]
BERITA TERKAIT: