"Devisa kita dibangun dari penjualan harta kita secara besar-besaran yang nerupakan bahan mentah," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof A Chaniago dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Kalimantan Timur yang digelar di Convention Hall Kompleks Stadion Sempaja Samarinda, Rabu (1/4).
"Jadi ketika harga batang mentah itu jatuh, otomatis penerimaan devisa kita merosot. Kekuatan kurs atau mata uang kita juga ikut melemah," tambah Andrinof.
Dalam posisi tersebut, lanjutnya, kita seharusnya bisa menerima kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara yang mudah mengalami fluktuasi ekonomi.
"Silakan lihat negara lain yang mampu bertahan dari tekanan pengaruh eksternal, pasti karena bangunan ekonominya kuat. Tingkat ketergantungannya terhadap impor barang olahan konsumsi kecil. Ketergantungan ekspor terhadap sumber daya alam juga kecil," bebernya.
Andrinof menambahkan bahwa Indonesia masih berperan sebagai negara konsumen ketika negara lain tengah gencar menjadi negara produsen.
"Bahkan belakangan situasi makin kritis karena impor pangan kita makin meningkat dari segi volume dan makin beragam dari segi komoditas yang kita impor juga meningkat. Ini tanda-tanda yang membahayakan," jelas dia.
Oleh karena itu, sambung Andrinof, hal yang perlu segera diubah adalah orientasi ekonomi.
"Kita sudah berada di trek yang tepat dengan perencanaan pembangunan saat ini," tandas pria 52 tahun kelahiran Kota Padang ini.
[rus]
BERITA TERKAIT: