Pertemuan mereka membahas peluang peningkatan hubungan bilateral, utamanya bidang ekonomi dan perdagangan. Setelah itu, atas prakarsa Kemenlu RI, Wamenlu Ortiz juga dipertemukan dengan sejumlah pengusaha Indonesia dalam "Business Meeting" pada 10 Maret 2015.
Tidak kurang dari delapan pengusaha Indonesia di sektor energi nasional, tekstil, spa, kelapa sawit, manufaktur ban, briket dan alas kaki, menjajaki peluang pasar Kosta Rika dalam pertemuan tersebut.
Wamenlu Ortiz menyatakan, Indonesia merupakan key actor di Asia Tenggara dan secara ekonomi potensial untuk menjadi mitra Kosta Rika di kawasan Asia. Karenanya, Kosta Rika akan segera membuka Kedutaan Besarnya di Jakarta untuk memanfaatkan masyarakat ekonomi ASEAN.
Lebih lanjut, Ortiz menjelaskan bahwa peluang pengusaha Indonesia untuk masuk ke pasar Kosta Rika dan pasar lainnya di kawasan Amerika Tengah dan Selatan sangat besar karena Kosta Rika sudah miliki 28 free trade agreement dengan berbagai negara di dunia, utamanya dengan negara di kawasan Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Latin lainnya.
Dubes Dian Triansyah Djani juga tegaskan kembali komitmen Kemenlu untuk mengedepankan diplomasi ekonomi, termasuk memfasilitasi pengusaha nasional yang ingin kembangkan usahanya di pasar non tradisional atau un-tapped market, seperti Kosta Rika. Dubes Djani juga sampaikan, fokus Kemenlu saat ini adalah untuk mendorong dan memfasilitasi pengusaha nasional masuk di kawasan Amerika Latin dan Eropa Timur.
Indonesia dan Kosta Rika juga sudah menjalin kerjasama di bidang pertanian, khususnya penelitian budi daya pisang, dengan pembukaan lahan di Maluku sejak awal tahun 90 an.
Peluang bisnis di Kosta Rika antara lain manufaktur, suku cadang mobil, tekstil, karet dan alas kaki. Sedangkan Indonesia juga dapat memanfaatkan produksi gula Kosta Rika untuk penuhi kebutuhan Indonesia sebagai importir gula terbesar dunia.
Menurut Wamenlu Ortiz, Kosta Rika merupakan produsen terbesar nanas dan pisang di dunia, namun diekspor sudah dalam bentuk bahan dan makanan olahan.
Sebagai produsen utama kelapa sawit dunia, pengusaha Indonesia (PT. Tunas Gatra Indo dan PT Musim Mas) jajaki peluang ekspor kelapa sawit dan produk turunannya ke Kosta Rika dan pasar Amerika Latin melalui Kosta Rika. Sementara PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) melihat peluang ekspor benang tekstil ke pasar Kosta Rika dan jelaskan keunggulan produk tekstil Indonesia dibanding negara pesaing lainnya.
Selain temu bisnis, Wamenlu Kosta Rika juga lakukan kunjungan ke Taman Sari Royal Heritage Spa untuk gali potensi kerjasama wellness industry. Kosta Rika merupakan salah satu tujuan wisata kesehatan di dunia selain eco tourism dan advanture tourism.
Kosta Rika merupakan negara berpenduduk 4,5 juta dengan tingkat pendapatan perkapita 10893 USD, dan memiliki Human Development Index tertinggi di kawasan Amerika Latin. Tahun 2014 Kosta Rika mencapai peringkat ketiga dalam Global Green Economy Index.
[ald]
BERITA TERKAIT: