Menko Perekonomian Sofyan Djalil beralasan, pelemahan tersebut karena banyak perusahaan yang mencari dolar untuk membayar utang yang jatuh tempo di Maret ini. Bukan karena fundamental ekonomi yang buruk.
"Bukan masalah karena ekomoni. Tapi karena mungkin ada utang (perusahaan) jatuh tempo dan mereka membutuhkan dolar. Itu normal saja sebenarnya," jelas Sofyan di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu siang (11/3).
Untuk fundamental ekonomi, kata Sofyan, kondisinya Indonesia sangat bagus. Buktinya, inflasi yang sangat rendah pada Januari dan Pebruari lalu. Kemudian, Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan tren positif.
"Jadi, jangan Anda melihat ini (pelemahan rupiah) sebagai persoalan kita. Coba lihat semua indikator kita itu jauh lebih baik daripada sebelumnya," jelasnya.
Selain itu, kata Sofyan, saat ini perekonomian Amerika sedang menanjak. Alhasil, dolar yang selama ini tersebar ke semua negara, ketarik kembali ke Amerika untuk diinvestasikan di sana.
Sofyan yakin kondisi ini hanya terjadi sementara. Setelah ekomoni Amerika konstan, para investor akan kembali mencari tempat investasi menguntungkan, salah satunya Indonesia.
"Itu akan kembali lagi. Mereka (investor) akan mencari tempat investasi yang menguntungkan," tandasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: