Karena itu, Kementerian BUMN akan terus melakukan reforÂmasi manajemen di bebeÂrapa peÂruÂsahaan BUMN untuk meningÂkatkan daya saing.
Saya harus mengatakan belum sepeÂnuhnya siap, terutama
access manaÂjemen sedang kita lakukan. Itu salah satu cara demi meningÂkatkan daya saing di pasar bebas ASEAN,†ucap Rini, di Jakarta, kemarin.
Bekas Dirut Astra itu mengaÂtakan, proses penilaian kinerja peÂrusahaan demi menciptakan efiÂsiensi dan daya saing peruÂsahaan di BUMN tersebut akan teÂrus diÂlakukan satu per satu ke seÂluruh perusahaan. Karena itu, dia akan kembali merombak maÂnajemen di delapan perusahaan BUMN guna menghadapi AEC 2015.
Delapan BUMN yakni Perum Navigasi, PT Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura 2 (PerÂsero), PT PinÂdad (Persero), PT Telkom (PerÂseÂro), PT PLN (Persero), PeÂrum BuÂlog, dan PT Semen Indonesia Tbk.
Perusahaan yang kami nilai, maÂnajemennya apakah sudah teÂpat atau perlu perbaikan,†ujar Rini.
Proses penilaian yang dilakukan saat ini, menurutnya, memiliki konÂsep dan materi yang berbeda dengan yang dilakukan KemenÂterian BUMN sebelumÂnya. PeniÂlaian sekarang bersifat global, sedangkan sebelumya lokal.
Dengan melakukan penilaian secara global, perusahaan BUMN dapat berkompetisi di AEC 2015. Jadi semua tim direksi yang seÂkarang dalam proses, seperti PerÂtamina dan Garuda, akan dinilai dengan standar global,†tegasnya.
Rini menjelaskan, penilaian atas perusahaan tersebut berbeda-beda. Ada yang meÂmang sudah saatnya dilakukan peÂniÂlaian, seÂperti Garuda. PeÂniÂlaian juga perlu dilakuÂkan atas TelÂkom kaÂrena dirutnya menÂjadi menteri. Selain itu, Perum Bulog juga perlu dilaÂkukan penilaian kaÂrena sudah waktunya paÂra direksi untuk pensiun.
Ia mengatakan, secara operaÂsional Bulog sedang dalam posisi penilaian secara menyeluruh. KaÂrena kami ingin para petani bisa disejahterakan, dengan optiÂmalisasi Bulog. Bulog bisa jadi pembeli akhir yang dihasilkan peÂtani kita. Ini secara menyeluruh seÂdang dianalisa,†tukasnya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) FirÂmanzah mengatakan, terbukanya peluang dan kesempatan di tingkat ASEAN perlu dimanfaatkan oleh BUMN nasional untuk menjadi pemain di tingkat regional.
â€Upaya BUMN memanfaatkan pasar ASEAN bukan berarti lantas meninggalÂkan pasar domestik kita,†ujar Firmanzah.
Ia menyatakan, jumlah BUMN nasional seperti Semen Indonesia, Wijaya Karya, Bank Mandiri dan BNI, telah memiliki unit operasi di sejumlah negara ASEAN.
Menurut Firmanzah, KementeÂrian BUMN perlu segera menyuÂsun rencana strategis dan kebiÂjakan naÂsional terkait pasa bebas ASEÂAN. Strategi yang dapat diÂtemÂpuh bisa melalui investasi langsung dengan mendirikan paÂbrik ataupun melalui proses merÂger-akuisisi,†ujarnya. ***