Menteri BUMN Segera Permak 8 Direksi Perusahaan Pelat Merah

Belum Siap Hadapi Pasar Bebas ASEAN 2015

Rabu, 03 Desember 2014, 08:31 WIB
Menteri BUMN Segera Permak 8 Direksi Perusahaan Pelat Merah
Rini Soemarno
rmol news logo Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengaku, perusahaan milik pe­merintah belum sepenuhnya siap dalam menghadapi ASEAN Eco­nomic Community (AEC) 2015.

Karena itu, Kementerian BUMN akan terus melakukan refor­masi manajemen di bebe­rapa pe­ru­sahaan BUMN untuk mening­katkan daya saing.

Saya harus mengatakan belum sepe­nuhnya siap, terutama access mana­jemen sedang kita lakukan. Itu salah satu cara demi mening­katkan daya saing di pasar bebas ASEAN,” ucap Rini, di Jakarta, kemarin.  

Bekas Dirut Astra itu menga­takan, proses penilaian kinerja pe­rusahaan demi menciptakan efi­siensi dan daya saing peru­sahaan di BUMN tersebut akan te­rus di­lakukan satu per satu ke se­luruh perusahaan. Karena itu, dia akan kembali merombak ma­najemen di delapan perusahaan BUMN guna menghadapi AEC 2015.

Delapan BUMN yakni Perum Navigasi, PT Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura 2 (Per­sero), PT Pin­dad (Persero), PT Telkom (Per­se­ro), PT PLN (Persero), Pe­rum Bu­log, dan PT Semen Indonesia Tbk.

Perusahaan yang kami nilai, ma­najemennya apakah sudah te­pat atau perlu perbaikan,” ujar Rini.

Proses penilaian yang dilakukan saat ini, menurutnya, memiliki kon­sep dan materi yang berbeda dengan yang dilakukan Kemen­terian BUMN sebelum­nya. Peni­laian sekarang bersifat global, sedangkan sebelumya lokal.

Dengan melakukan penilaian secara global, perusahaan BUMN dapat berkompetisi di AEC 2015. Jadi semua tim direksi yang se­karang dalam proses, seperti Per­tamina dan Garuda, akan dinilai dengan standar global,” tegasnya.

Rini menjelaskan, penilaian atas perusahaan tersebut berbeda-beda. Ada yang me­mang sudah saatnya dilakukan pe­ni­laian, se­perti Garuda. Pe­ni­laian juga perlu dilaku­kan atas Tel­kom ka­rena dirutnya men­jadi menteri. Selain itu, Perum Bulog juga perlu dila­kukan penilaian ka­rena sudah waktunya pa­ra direksi untuk pensiun.

Ia mengatakan, secara opera­sional Bulog sedang dalam posisi penilaian secara menyeluruh. Ka­rena kami ingin para petani bisa disejahterakan, dengan opti­malisasi Bulog. Bulog bisa jadi pembeli akhir yang dihasilkan pe­tani kita. Ini secara menyeluruh se­dang dianalisa,” tukasnya.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Fir­manzah mengatakan, terbukanya peluang dan kesempatan di tingkat ASEAN perlu dimanfaatkan oleh BUMN nasional untuk menjadi pemain di tingkat regional.

”Upaya BUMN memanfaatkan pasar ASEAN bukan berarti lantas meninggal­kan pasar domestik kita,” ujar Firmanzah.

Ia menyatakan, jumlah BUMN nasional seperti Semen Indonesia, Wijaya Karya, Bank Mandiri dan BNI, telah memiliki unit operasi di sejumlah negara ASEAN.

Menurut Firmanzah, Kemente­rian BUMN perlu segera menyu­sun rencana strategis dan kebi­jakan na­sional terkait pasa bebas ASE­AN. Strategi yang dapat di­tem­puh bisa melalui investasi langsung dengan mendirikan pa­brik ataupun melalui proses mer­ger-akuisisi,” ujarnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA