Gas Melon Langka, Ada Pengusaha Yang Salah Tafsirkan Ucapan JK...

Senin, 01 Desember 2014, 10:51 WIB
Gas Melon Langka, Ada Pengusaha Yang Salah Tafsirkan Ucapan JK...
ilustrasi
rmol news logo Hiswana Migas Ngaku Ada Kenaikan Harga Rp 1.000, Polri Mulai Menyelidiki

Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) mengakui terjadi kenaikan harga gas melon atau elpiji 3 kilogram (kg) akibat kenaikan harga BBM subsidi.

Ketua Hiswana Migas Eri Pur­nomohadi mengatakan, tidak ada pengurangan pasokan gas di tingkat pengecer. Para pelaku usaha masih menjual gas ber­subsidi tersebut.

Ada banyak di tingkat warung dan pengecer. Cuma memang, mung­kin ada sedikit kenaikan harga,” ujarnya.

Menurut dia, kenaikan harga elpiji 3 kg tidak lebih dari Rp 1.000 per tabung dari harga ece­ran tertinggi (HET). Sebab, biaya operasional di tataran pengecer juga naik akibat lonjakan harga BBM yang baru.

Menurutnya, HET di masing-masing daerah berbeda-beda. Pene­tapan tersebut memper­timbangkan biaya pengiriman ke daerah-daerah. Eri juga menepis anggapan kelangkaan tersebut merupakan strategi pedagang untuk menaikkan harga.

Eri mengatakan, jika ada yang naikin lebih tinggi dari ki­saran Rp 1.000 per tabung itu karena salah menafsirkan ucapan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Belum lama ini, Pak JK menga­takan ada kemungkinan elpiji 3 kg akan mengalami kenai­kan harga. Tapi itu kan tidak sekarang. Masih tahun depan,” kata Eri.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Po­lisi Rikwanto mengatakan, ada du­gaan terjadi kelangkaan elpiji 3 kg di wilayah Jakarta dan se­kitarnya. Saat ini, polisi tengah mempelajari hal tersebut.

Kami saat ini sedang menga­nalisis dan melakukan survei di lapangan terkait dugaan kelang­kaan tabung gas tersebut,” ujar Rikwanto, Jumat (28/11).

Menurut dia, dalam kasus ini Polda menurunkan penyi­dik Subdit Sumber Daya Lingkungan (Sumdaling) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrim­sus) Polda Metro Jaya. Mereka akan menelusuri penyebab terjadinya kelangkaan elpiji 3 kg.

Nanti Subdit Sumdaling yang melakukan survei apakah kelang­kaan ini terjadi karena BBM naik atau karena daya beli berkurang,” tukasnya.

Rikwanto mengatakan, bisa saja kelangkaan tabung elpiji 3 kg ini karena masyarakat yang se­mula pengguna elpiji 12 kg ber­pindah ke 3 kg atau ada yang se­ngaja menimbun.

Semua ini masih diselidiki. Selain itu, kalau masyarakat ada yang tahu penimbunan baik itu gas, solar atau pun premium sila­kan dilaporkan karena itu melang­gar hukum,” ujar dia.

Sebelumnya, Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi me­minta pemerintah tidak menaik­kan harga elpiji 3 kg saat ini. Alasannya, dampak kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu belum selesai.

Pasca kenaikan BBM, tanpa dinaikkan oleh pemerintah, har­ganya sudah melebihi dari yang ditetapkan pemerintah kare­na biaya transportasi dan distribusinya mengalami kenaikan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA