Kebijakan BBM Jokowi Persulit Indonesia di MEA

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 30 November 2014, 16:06 WIB
Kebijakan BBM Jokowi Persulit Indonesia di MEA
rmol news logo Harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi mempengaruhi posisi Indonesia di lingkup ASEAN. Apalagi, tahun 2015 mendatang, Indonesia bakal ikut serta dalam perdagangan bebas negara-negara ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Seluruh barang-barang yang diproduksi menggunakan minyak. Kalau minyaknya dibeli dengan harga terjangkau maka ongkos produksinya turun, sehingga barang-barang produk dalam negeri kita bisa bersaing," kata Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo usai diskusi bertema 'Prospek Migas Nasional di Bawah Direksi Baru Pertamina' di restoran Dapur Selera, Tebet, Jakarta (Minggu, 30/11).

Dia mengaku bingung dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Padahal, selama lima tahun terakhir harga minyak mentah cenderung turun di pasaran internasional.

"Saya setuju jika pemerintah membuat kebijakan menurunkan harga minyak. Ini akan membangkitkan daya saing negara dan daya beli masyarakat," jelas Karyono.

Dengan harga BBM tinggi di dalam negeri, produk-produk Indonesia dipastikan sulit bersaing di MEA karena mengalami biaya produksi yang mahal.

"Kalau produk kita tidak bisa berkompetisi maka kita akan tergilas dengan MEA itu sendiri," beber Karyono.

"Sektor energi bukan satu-satunya variabel penentu harga tapi dia vital. Dia pembentuk harga," tegasnya.[wid]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA