Amankan Cadangan, Produksi Minerba Perlu Diatur Secara Ketat

Ironis, Batubara RI Dukung Ketahanan Energi Negara Lain

Kamis, 27 November 2014, 09:48 WIB
Amankan Cadangan, Produksi Minerba Perlu Diatur Secara Ketat
ilustrasi
rmol news logo Kepala Badan Geologi Ke­men­terian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono meng­ungkapkan, produksi batubara Indonesia perlu diatur dengan baik. Pasalnya, cadangan batu­bara Indonesia yang terungkap saat ini relatif tidak besar.

Menurutnya, untuk menjaga dan mempertahankan keberlan­jutan pasokan batubara, peran ek­splo­rasi batubara menjadi pen­ting dalam rangka mengubah potensi sumber daya batubara menjadi ca­dangan yang dapat ditambang.

Saat ini ekspor batubara Indo­nesia mencapai 80 persen, sisa­nya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” katanya.

Kepala Bidang Informasi Ba­dan Geologi Prima Muharam Hilman mengatakan, pembatasan ekspor batubara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, karena di masa mendatang banyak pem­bangkit listrik tenaga uap (PLTU) beroperasi.

Prima mengatakan, ekspor batubara selama ini sebesar 80 per­sen dan untuk penggunaan ener­gi dalam negeri sebesar 20 per­sen. Ke depan, akan ada perge­seran menjadi fifty-fifty (50-50).

Untuk pembatasan ekspor, dia belum bisa mengatakan kapan akan dilaksanakan. Yang jelas, pemerintah akan memprio­ri­taskan batubara untuk kebutu­han dalam negeri.

Menurut dia, potensi batubara Indonesia terbesar berada di daerah Sumatera mencapai 53 persen, kemudian Kalimantan 47 persen. Namun hingga saat ini, batubara yang paling banyak dieksploitasi berasal dari Kali­mantan mencapai 90 persen dari produksi.

Potensi batubara Indonesia mencapai 120 miliar ton, tapi jika dibanding total potensi dunia Indonesia hanya memiliki 0,6 persen.

Sebagaimana diketahui, peme­rin­tah berencana membatasi produksi batubara tahun depan yang mencapai 450 juta ton.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, ekspor yang tergo­long besar membuat batubara asal Indonesia menjadi penopang ketahanan energi negara lain. Pa­dahal ketahanan energi di dalam negeri belum maksimal.

Padahal, Indonesia bisa me­ngem­bangkan energi geother­mal untuk bidang industri yang memiliki fungsi  tidak kalah besar dibanding batubara. Pe­manfaatan geothermal umum­nya digunakan untuk sarana pariwisata, budi daya ikan, pe­manasan hasil ke­bun, pem­bu­atan pupuk, penye­puhan logam dan industri obat-obatan dan lain sebagainya.

Untuk membantu pengung­kapan potensi tersebut, Ketua Bidang Program dan Kerja Sama pada Pusat Sumber Daya Geologi Dwi Nugroho Sunuhadi berusaha menyediakan layanan bimbingan teknik kepada para investor.

Ada lima kegiatan layanan bim­bingan yang diberikan ke­pada para investor yaitu survei tinjau, prospeksi, eksplorasi rinci, ban­tuan tenaga ahli dan peng­kajian kelayakan tambang,” ucap Dwi.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA