Analis dari Recapital Securities, Andrew Argado mengungkapkan, kerusakan itu menjadi catatan buruk bila sering terjadi.
"Kalau sering terjadi maka dampaknya akan buruk terhadap PGN. Untungnya kini sudah normal," katanya, dalam rilis yang diterima redaksi.
Ia memperkirakan kerusakan itu hanya mengganggu sedikit kinerja perseroan karena hanya dalam beberapa hari. Ia belum melihat dampak signifikan keuangan secara keseluruhan.
Sementara Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan, kerusakan FSRU Lampung belum berdampak terhadap kinerja PGN lantaran belum beroperasi.
"Masih tahap pengujian. Jadi belum mengganggu operasional dan keuangan," katanya.
Kerusakan ini masih tanggung jawab developer. Kalau developer bisa cepat memperbaiki, maka kerja PGAS bisa lebih maksimal. Hanya saja, PGN mesti mewaspadai kalau-kalau pengoperasian FSRU tertunda karena kinerja atau keuangan PGN mungkin akan terpengaruh.
Pekan lalu, Kepala Divisi BBM dan Gas PLN, Suryadi Mardjoeki mengungkapkan kerusakan FSRU Lampung membuat PLTGU Muara Tawar tidak menerima pasokan gas sebesar 40 MMSCFD. FSRU Lampung yang tengah dalam uji coba mengalami kerusakan lebih dari sebulan yakni sejak 2 September hingga 9 Oktober 2014.
Sedangkan, pengamat energi Kurtubi meminta Ditjen Migas Kementerian ESDM mengaudit kerusakan FSRU Lampung yang masih baru. Ia meminta PGN bertindak cepat mengatasi kerusakan.
PGN sudah memastikan FSRU Lampung memperoleh dua kargo LNG dari Kilang Tangguh, Papua setelah kerusakan.
Dalam siaran persnya, Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia, Nisi Setyobudi mengungkapkan, dua kargo tersebut akan masuk FSRU Lampung pada 26 Oktober dan 22 November 2014.
"Tinggal finalisasi administrasi di SKK Migas dan Kementerian ESDM untuk pengiriman dua kargo LNG itu," katanya.
[ald]
BERITA TERKAIT: