WWF Optimistis Komitmen Kelapa Sawit Indonesia di KTT Iklim PBB

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 25 September 2014, 10:35 WIB
WWF Optimistis Komitmen Kelapa Sawit Indonesia di KTT Iklim PBB
rmol news logo Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono turut menyaksikan penandatanganan komitmen mengenai Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia di New York, hari ini (Kamis, 25/9) pukul 7.30 WIB atau Rabu (24/9) pukul 19.30 ET waktu setempat. Penandatangan komitmen ini bersamaan dengan berlangsungnya KTT Iklim PBB.  

"Ini menandai komitmen dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan empat perusahaan besar kelapa sawit - Wilmar, Golden Agri Resources, Asian Agri dan Cargill - untuk melakukan produksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan," ujar CEO WWF Indonesia, Efransjah melalui siaran persnya, sesaat lalu.

WWF Indonesia, kata Efransjah, menaruh keyakinan bahwa komitmen yang dinyatakan hari ini oleh para petinggi industri kelapa sawit terkemuka dan KADIN, memberikan titik terang di tengah suramnya gambaran pasar global mengenai dampak pengembangan perkebunan sawit terhadap hutan dan masyarakat. Hal ini juga menunjukkan bahwa Indonesia serius menjalankan langkah-langkah perbaikan menuju produksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan.

"Kami menyadari besarnya tantangan yang dihadapi dalam menjalankan komitmen ini. Keberhasilan implementasi komitmen ini mutlak membutuhkan dukungan dari para produsen lain, organisasi lingkungan, pedagang, konsumen, pemerintah dan masyarakat setempat," imbuhnya.

Diketahui, minyak sawit bukan hanya menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia, tetapi juga merupakan komoditas yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, kelapa sawit, misalnya, terkandung dalam  produk-produk yang dikonsumsi sehari-hari seperti sampo, es krim, lipstik, margarin dan minyak goreng. Selain itu, kelapa sawit juga menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat dan petani di negara-negara produsen.

"Diperkirakan ada lebih dari empat juta petani di Indonesia yang mengantungkan hidup mereka dari komoditas kelapa sawit," kata Irwan Gunawan selaku Strategic Leader of Agriculture & Fisheries Market Transformation WWF-Indonesia.

Irwan menegaskan, memboikot atau mencari pengganti kelapa sawit bukanlah jalan keluar, karena justru berpotensi membawa dampak sampingan terhadap banyak hal diluar komoditas tersebut.

"Yang penting adalah bagaimana menyeimbangkan kepentingan-kepentingan ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan," tandasn Irwan.[wid] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA