Di Papua Harga Elpiji 12 Kg Sudah Tembus Rp 300 Ribu

Minggu, 05 Januari 2014, 09:40 WIB
Di Papua Harga Elpiji 12 Kg Sudah Tembus Rp 300 Ribu
ilustrasi, elpiji 12 kg
rmol news logo Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai Pertamina gegabah menaikkan harga elpiji 12 kg.

“Pertamina kurang cermat memperhitungkan dampak kenaikan harga jual elpiji 12 kg. Dari tinjauan kami di lapangan, kenaikan harga itu bukan lagi di kisaran 67 persen tapi sudah lebih dari 100 persen,” ujar Ketua Umum Hipmi Raja Sapta Oktohari di Jakarta, kemarin.

Untuk diketahui, per 1 Januari 2014 Pertamina mengeluarkan kebijakan kenaikan harga elpiji 12 kg sebesar 67 persen. Harga jual elpiji itu naik dari Rp 5.850 per kg menjadi Rp 9.809 per kg. Sehingga, harga jual dari Pertamina sebelumnya Rp 70.200 per tabung menjadi 117.708 per tabung.

Sayangnya, menurut Okto, di level pengecer, harga elpiji 12 kg saat ini sudah tembus di atas Rp 150.000, dari yang awalnya berada di kisaran Rp 75.000.

“Kenaikan harga elpiji 12 kg saat ini menjadi variatif. Bahkan anggota kami di Papua melaporkan kalau harga elpiji itu di sana sudah menyentuh Rp 300 ribu-an. Artinya, Pertamina tidak bisa memastikan pembentukan harga baru di level eceran,” ungkapnya.

Dia meyakini jika kenaikan harga elpiji 12 kg ini akan berdampak pada lonjakan inflasi di awal 2014.

Hal ini cukup beralasan mengingat pasca kenaikan harga elpiji ini, konsumen kelas menengah yang awalnya menggunakan tabung 12 kg akan beralih ke elpiji 3 kg. Ini terbukti dengan semakin langkanya elpiji 3 kg. Apalagi, Pertamina sampai saat ini belum ada mekanisme kontrol yang jelas untuk menjamin elpiji subsidi tepat sasaran.

Okto berharap Pertamina bisa me-review kenaikan harga elpiji 12 kg. Pihaknya menolak kebijakan Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg. “Sebagai BUMN, Pertamina bukan orientasi di laba saja, tapi memiliki kewajiban Public Services Obligation (PSO). Jangan sampai karena orientasi di laba merusak daya beli masyarakat,” jelasnya.

Okto juga menyampaikan dampak dari kenaikan harga elpiji 12 kg akan mempengaruhi harga-harga komoditas yang lain. Dia memperkirakan akan ada kenaikan sebesar 10-20 persen untuk komoditas yang lain.

“Elpiji termasuk bahan baku bagi bisnis makanan dan porsinya sekitar 10 persen dari total produksi. Jika pembentukan harga elpiji di pasaran sampai 100 persen, ya tentu akan melipatgandakan dari yang 10 persen tersebut,” Paparnya.

Dia yakin pengusaha makanan yang kebanyakan UKM akan menjerit.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA