Kerja Sama Ekonomi TPP Cuma Bikin Produk Lokal Tergerus Aja

Pemerintah Jangan Terbuai Liberalisasi Perdagangan

Kamis, 05 Desember 2013, 09:50 WIB
Kerja Sama Ekonomi TPP Cuma Bikin Produk Lokal Tergerus Aja
Kementerian Perindustrian
rmol news logo Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai belum saatnya Indonesia bergabung ke dalam blok kerja sama ekonomi Trans Pacific Partnership (TPP) yang beranggotakan Australia, Brunei, Chile, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat dan Vietnam.

Meskipun empat negara ASEAN lainnya, seperti Brunei, Malaysia, Singapura dan Vietnam telah lebih dahulu bergabung, Indonesia disarankan tetap berada pada posisi sebagai negara peninjau blok kerja sama ekonomi TPP tersebut.

“Kita lihat dulu, dengan membuka pasar ASEAN saja apakah kita mampu bersaing. Implementasi pasar tunggal ASEAN 2015 harus jadi patokan jika kita ingin melakukan liberalisasi ekonomi baik secara bilateral maupun regional dengan negara-negara lainnya,” cetus Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana, kemarin.

Menurut Agus, sebagai negara yang memiliki potensi pasar dalam negeri yang cukup besar, Indonesia seharusnya memiliki prinsip untuk mengoptimalkan pasar di dalam negeri ketimbang mengandalkan pangsa pasar ekspor.

“Kita jangan mencontoh Malaysia yang jumlah penduduknya hanya sekitar 25 juta ataupun Vietnam yang penduduknya hanya 50 juta. Bagi mereka ikut dalam blok kerja sama ekonomi seperti TPP adalah suatu keuntungan karena ekonomi mereka memiliki ketergantungan terhadap ekspor hingga 100 persen dari PDB (produk domestik bruto) mereka,” tegasnya.

Sebaliknya, jika Indonesia ikut-ikutan memperbanyak kerja sama liberalisasi dengan negara-negara lain, dikhawatirkan potensi pasar dalam negeri yang saat ini mencapai 70 persen bisa semakin tergerus produk-produk impor.

“Saat ini kontribusi ekspor terhadap PDB kita hanya sekitar 30 persen, sisanya masih bisa mengoptimalkan pasar di dalam negeri,” tuturnya.

Agus menilai keikutsertaan Indonesia dalam blok kerja sama ekonomi TPP hanya akan menghancurkan sektor industri di dalam negeri. Pasalnya, selama ini ekspor Indonesia ke sejumlah negara industri maju yang tergabung dalam TPP hanya mengandalkan sektor pertambangan dan energi. Sebaliknya, negara-negara TPP lebih banyak mengekspor produk manufaktur ke Indonesia.

Sebelumnyam, Indonesia telah memutuskan bergabung dengan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sejak dua tahun lalu. Ini adalah blok kerja sama ekonomi yang beranggotakan negara-negara ASEAN dan enam negara mitra lainnya yaitu Australia, China, India, Jepang, Korea dan Selandia Baru.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, kehadiran RCEP bukan untuk menandingi TPP. Terbentuknya RCEP yang baru saja menyelesaikan perundingan putaran kedua pada September lalu di Brisbane, Australia, merupakan perkembangan alamiah dari ASEAN dalam mengintegrasikan diri pada perekonomian global. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA