Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo mengatakan, rasio elektrifikasi di Indonesia rata-rata nasional memang sudah mencapai 76,9 persen.
Tapi masih ada daerah yang rasio elektrifikasinya di bawah 50 persen bahkan 0 persen.
Menurut dia, kondisi inilah yang menyebabkan sumber daya alam yang tersedia di daerah pedesaan tidak dapat diolah menjadi produk-produk berdaya saing tinggi.
“Biasanya sumber daya alam itu dibawa keluar dari daerah dalam bentuk bahan mentah, sehingga tidak ada nilai tambahnya,†kata Braman di acara konsultasi pemberdayaan koperasi dan UKM berbasis energi terbarukan, kemarin.
Braman menyatakan, peran serta koperasi dalam energi baru dan terbarukan (EBT) belum optimal sehingga perlu ditingkatkan dan membutuhkan perhatian dari seluruh pemangku kebijakan.
“Dengan banyaknya koperasi dan UKM di bidang energi terbarukan, akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan membantu pemerintah mengembangkan energi baru,†ungkapnya.
Dirjen Energi Baru, Terbarukan Dan Konservasi Energi (BTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, pemerintah menargetkan penggunaan EBT pada 2025 sebesar 17 persen yang terdiri dari bahan bakar nabati (BBN) 5 persen, panas bumi 5 persen, surya, angin dan hidro 5 persen serta batubara 2 persen. ***