Rapat yang di mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB itu dilakukan di Lantai 3 Ruang Rapat Mahakam, Gedung AA Maramis, di kantor Menko Perekonomian, Jakarta. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Rapat tersebut sedianya mengundang Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri Dalam Negeri, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Kehutanan, Menteri Perhubungan, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Koperasi dan UKM serta Menteri Kelautan dan Perikanan.
Selain itu, rapat juga mengundang kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dirut Bulog.
Hingga rapat usai, hanya dua menteri saja yang tampak. yaitu Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Selain itu, tampak juga Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Kepala BPS Suryamin dan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso.
Hatta mengakui, jika Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan absen dalam rapat stabilitasi harga pangan itu.
“Mentan saya cek di luar kota, Mendag menyusul Presiden (kunjungan ke luar negeri), Menkeu di G20 (Rusia) ada tugas-tugas. Saya walaupun harus berangkat, tapi lebih memprioritaskan di dalam negeri,†sentil Ketua Umum PAN ini.
Kendati hanya dihadiri dua menteri dan satu wakil menteri, Hatta menegaskan, jika rapat tersebut tetap dilakukan. Menurut dia, hasil rapat tersebut diketahui jika beberapa ketersediaan kebutuhan pokok terbilang cukup.
“Saya laporkan data statistik menunjukkan bahwa pertama ketersediaan bahan pangan pokok kita cukup,†katanya.
Bahkan, lanjut Hatta, beberapa komoditas mengalami penurunan harga dari minggu keempat Agustus hingga ke minggu pertama September. Harga pangan yang mengalami penurunan tersebut adalah cabe merah, bawang merah, dan cabe rawit.
Dia mengakui, ada beberapa bahan pokok lain yang harganya naik, namun tidak begitu signifikan. “Ikan bandeng naik 0,36 persen, daging ayam ras juga, lalu beras. Kalaupun ada kenaikan 0,08 persen itu lebih berat kepada cuaca di beberapa daerah tertentu. Harga kedelai juga mengalami kenaikan,†tandasnya.
Sebelumnya, di berbagai daerah, harga komoditas tengah kritis. Salah satunya, kedelai yang biasanya dijual Rp 5.000 per kg, naik jadi Rp 9.500 per kg.
Pemerintah Impor 120 Ribu Ton KedelaiWakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, sebanyak 120 ribu ton kedelai impor akan masuk ke pasar Indonesia dalam dua minggu ke depan. Impor tersebut untuk menurunkan harga kedelai.
Selain itu, impor juga untuk menjaga ketersediaan kedelai di dalam negeri, agar pengrajin tahu dan tempe bisa kembali menjalankan usahanya.
Untuk itu, Bayu meminta para pengrajin tahu tempe tidak melakukan mogok produksi. Menurutnya, aksi mogok hanya merugikan produsen tahu tempe.
“Tidak perlu mereka mogok kerja lah. Dengan demikian mereka juga akan kekurangan pemasukan kan,†ujar Bayu.
Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso berharap, pihaknya bisa memenuhi alokasi impor kedelai yang ditugaskan pemerintah kepada BUMN tersebut.
Bulog mendapat total alokasi impor sebesar 60 ribu ton dari semula hanya 40 ribu ton. Jatah tersebut 10 persen dari total izin impor yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan sebanyak 624 ribu ton. [Harian Rakyat Merdeka]