Yang pertama, ujar dia, nilai tukar rupiah yang terus melemah (depresiasi) mencapai angka di atas 10 ribu per dolar AS telah terjadi sejak pekan ketiga Juli tahun ini. Pelemahan ini diperkirakan terus terjadi, bahkan sampai menembus angka 12.000 per dolar.
Bayangkan, lanjut Andhika, kurs satu bulan yang lalu (Juli) masih di kisaran 10.059 per dolar AS sekarang sudah di atas 11.000 per dolar. Andhika yang juga Dirut PT Sugih Energi Tbk , mengapresiasi langkah yang diambil untuk menstabilisasi rupiah.
Tetapi, lanjut Andhika, sepertinya langkah-langkah tersebut harus diikuti dengan langkah nyata atau 'a quick win' agar mampu menstabilkan rupiah di angka yang diharapkan.
Ia sebagai pengusaha, kata Andhika, sudah sering mengingatkan pemerintah di berbagai forum tentang pentingnya penguatan fondasi ekonomi yang lebih riil melalui regulasi yang pro bisnis, aturan main yang jelas dan menghilangkan high cost economy seperti pungli dan pajak ganda.
Mantan atlit balap nasional ini mengatakan bahwa sebagai pengusaha yang sehari-hari terjun ke lapangan, memahami betul kondisi daya saing pengusaha nasional saat ini. Kami berharap agar situasi ini jangan sampai masuk ke fase krisis.
"Pelaku bisnis nasional menginginkan pemerintah lebih memperhatikan daya saing pelaku nasional dengan meningkatkan produktivitas usaha", tutupnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: