Harry Tanoe: Indonesia Terancam Hadapi Krisis Kedua

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/muhammad-q-rusydan-1'>MUHAMMAD Q RUSYDAN</a>
LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN
  • Rabu, 28 Agustus 2013, 17:42 WIB
rmol news logo Dua pekan belakangan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar AS terus merosot hingga menembus angka Rp 11.027.

Calon Wakil Presiden usungan Partai Hanura, Hary Tanoesoedibjo pun berpendapat, perlu segera dibuat kebijakan jangka pendek sebagai antisipasi cepat pemerintah untuk menghindari krisis ekonomi tahun 1997 silam terulang. Sebab jika tidak segera ditanggulangi maka Indonesia bisa menghadapi krisis kedua pasca 1997 yang lebih parah.

"Kalau dibiarkan lama akan inflasi dan pabrik akan naik biaya produksi, barang produksi akan berkurang dan mungkin akan ada gelombang PHK," tuturnya saat pemaparan hasil survei Keindonesiaan Capres dan Cawapres 2014 di Galeri Cafe, Cikin, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).

Sementara lima kebijakan strategi untuk stabilitasi perekonomian yang dipaparkan pemerintah melalui Bank Indonesia pada Jumat (23/8) lalu, menurut Harry, tidaklah efektif.

"Dampaknya jangka menengah dan panjang, yang kita justru sekarang adalah kebijakan jangka pendek," sambung bos MNC itu.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA