Iskandar menjelaskan, puspiptek dibutuhkan sebagai fasilitas riset bersama yang diakomodasi dalam konsorsium riset vaksin yang dibentuk sejak 2011.
Konsorsium riset vaksin tersebut melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta beberapa pihak terkait lainnya.
Saat ini, Bio Farma memiliki dua unit pusat penelitian dan produksi vaksin. Adapun pembangunan puspitek yang baru ini akan menampung penemuan-penemuan vaksin baru yang bisa dikembangkan untuk diproduksi.
Hingga saat ini, Bio Farma memiliki kapasitas produksi vaksin 1,7 miliar dosis. 40 persen dari produk Bio Farma untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, sedangkan 60 persen untuk kepentingan ekspor.
Untuk mendorong percepatan penelitian, Bio Farma juga menyelenggarakan Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) ke-3. Iskandar berharap, lewat FRVN tersebut dapat terjalin kolaborasi antara industri, pemerintah dan perguruan tinggi untuk membangun komitmen bersama menuju kemandirian riset dan produksi vaksin nasional.
â€Ini untuk mendorong percepatan penelitian agar hasilnya dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat,†katanya.
Dia bilang, diajang kali ini juga terdapat 12 kelompok kerja yang masing-masing membahas Rotavirus, Dengue, Malaria, TB, HIV, Influenza, Pnemococcus, Kebijakan, Hepatitis B, Stem Cell, HPV dan Eritropoietin.
Kegiatan itu juga diharapkan dapat mempercepat proses pencapaian target Millenium Development Goal’s (MDGs) dalam hal pengendalian penyakit infeksi. Seperti HIV/AIDS, TB dan Malaria yang termasuk ke dalam jenis penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Kata dia, Bio Farma telah menghasilkan banyak vaksin baru seiring kondisi terkini epidemiologi penyakit di masyarakat. Salah satunya adalah vaksin flu burung (H5N1).
Saat ini, produk Bio Farma sudah digunakan dan di pasarkan di lebih dari 123 negara di dunia, baik yang dilakukan langsung, maupun melalui berbagai lembaga seperti UNICEF.
“Sebagai strategi dalam menggarap pasar, kami menawarkan konsep baru yakni quality by design. Kami juga membeli potongan-potongan teknologi dari luar negeri, sebagai strategi dalam menggarap pasar di masa depan,†tandasnya. [Harian Rakyat Merdeka]