Harga Daging Sapi Lokal Terjun Bebas

Gara-Gara Impor Tanpa Dikenakan Bea Masuk

Selasa, 15 Februari 2011, 01:54 WIB
Harga Daging Sapi Lokal Terjun Bebas
ilustrasi, Daging Sapi
RMOL.Membludaknya daging sapi impor membuat harga daging sapi lokal terjun bebas. Alhasil, ini merugikan peternak dalam negeri.

Berdasarkan pantauan Rak­yat Merdeka di Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Cibinong, harga daging sapi dengan kualitas bagus saat ini berkisar Rp 60 ribu per kilogram (kg). Sedangkan harga daging sapi jenis biasa sekitar Rp 55 ribu per kg.

Sebelumnya, harga daging sapi dengan kualitas bagus mencapai Rp 68 ribu per kg. Sedang­kan daging sapi jenis biasa men­capai Rp 63 ribu per kg.

Para pedagang mengeluh pe­nye­bab anjloknya harga daging sapi dalam negeri karena kalah bersaing dengan daging sapi impor. Apalagi, masuknya daging sapi impor sekarang tanpa bea masuk atau nol persen.

Gelontoran daging impor yang ada menyebabkan peternak da­lam negeri kalah bersaing. Aki­batnya, peternak sapi lokal ter­paksa menurunkan harga.

“Kita tidak anti impor, asal itu dilakukan ketika stok daging lokal memang kurang. Sekarang stok daging lokal lumayan stabil. Kalau impor terus, bisa-bisa har­ga daging lokal turun lagi dan pe­ternak sapi menjerit. Tolong pe­merintah pikirkan nasib kita,” pinta penjual daging sapi di Pasar Induk Kramat Jati Sukmajaya.

Menurut Sukmajaya, kebu­tuhan daging sapi selama bulan ini stabil dengan harga di pasar Rp 55 ribu sampai Rp 62 ribu per kg. Sedangkan harga da­ging impor biasanya lebih murah Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per kg.

Pedagang daging sapi yang lain, Suherman juga berharap pemerintah melarang atau mem­batasi impor daging sapi yang di­khawatirkan berpengaruh pada omzet penjualan daging sapi lokal.

“Beberapa bulan lalu hampir tidak ada daging sapi impor di sini (Pasar Induk Kramat Jati). Alhamdulillah penjualan daging sapi lokal bagus,” ujarnya.

Namun, Suherman juga tidak menampik, sempat terjadi ke­timpangan pasokan dan per­min­taan. Akibatnya, secara bertahap daging sapi mengalami kenaikan harga. Masyarakat yang sensitif harga kemudian beralih membeli daging sapi impor yang kini telah memasuki pasar tradisional.

“Dibandingkan dengan daging dalam negeri, yang impor jauh lebih murah, bedanya bisa sampai Rp 20 ribu,” jelasnya.

Suherman menambahkan, pa­da saat normal daging sapi lokal dengan kualitas bagus ditawarkan dengan harga Rp 60 ribu hingga Rp 62 ribu per kg. Se­men­tara daging impor biasanya di­sim­pan dalam lemari es dan di­jual de­ngan kondisi membeku Rp 36 ribu-Rp 40 ribu per kg.

“Tapi, awalnya konsumen berpikir membeli daging impor karena lebih murah. Tapi bela­kangan saat mereka tahu kalau nanti daging beku itu mencair, beratnya menyusut. Mereka nye­sel, harga murah, tapi daging susut, mereka juga yang bakalan rugi,” pungkasnya.

Di Pasar Cibinong, pedagang daging sapi, Husen mengakui, meski produk daging impor membanjiri pasar tradisional, ta­pi tidak terlalu mempenga­ruhi har­ga daging sapi lokal yang ada.

“Tapi kalau daging impor yang masuk dibiarkan berlebihan, bukan tidak mungkin pedagang akan tergiur menjual produk daging impor yang jauh lebih murah. Otomatis keuntungan yang didapat lebih banyak. K­a­sihan pedagang daging sapi lokal,” ucap Husen.

Sekadar informasi, tahun 2010, jumlah impor daging mencapai 120.000 ton melampaui target yang dipatok pemerintah seba­nyak 76.000 ton. Sementara, kebutuhan daging indonesia 2011 mencapai 56.000 ton. [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA