Pertumbuhan investasi Indonesia ditargetkan di kisaran 5,2-5,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, target tersebut memang ambisius namun masih realistis dengan mempertimbangkan pergerakan suku bunga global dan potensi berbagai disrupsi.
Dalam Rapat Paripurna DPR, Sri Mulyani memaparkan bahwa investasi turut menyumbang sekitar 32 persen dari total perekonomian nasional, sehingga perlu untuk terus ditingkatkan sebagai motor penggerak ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi pada 2025 dipengaruhi faktor global dan domestik. Dari sisi Permintaan Agregat, dengan upaya Pemerintah menjaga dan meningkatkan daya beli serta kesejahteraan masyarakat, Konsumsi Rumah Tangga dalam 10 tahun terakhir berkontribusi bagi perekonomian sebesar 55 persen, secara rata-rata, menurutnya.
"Untuk tahun 2025, Konsumsi Rumah Tangga diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,0 persen–5,2 persen, didukung membaiknya daya beli dan terkendalinya inflasi," ujar Sri Mulyani, dikutip Rabu (5/6).
Dari sisi eksternal, Sri Mulyani menjelaskan kontribusi ekspor terhadap PDB dalam satu dekade terakhir rata-rata sekitar 21 persen setiap tahun, sementara impor 20 persen, sehingga secara netto ekspor berkontribusi sekitar 1 persen pada perekonomian nasional.
"Ke depan, ekspor akan dipengaruhi aktivitas ekonomi global yang belum menunjukkan perbaikan signifikan. Outlook pertumbuhan global di tahun 2024 dan 2025, berdasarkan rilis IMF bulan April lalu, stagnan di level 3,2 persen," kata Sri Mulyani.
Ia juga menambahkan dengan mempertimbangkan kinerja historis dan kondisi global, ekspor diperkirakan tumbuh antara 5,0 persen–5,7 persen, sementara impor 4,3 persen–4,9 persen.