Berita

Presiden Erdogan Sholat Jumat Perdana di Hagia Sophia setelah 9 Dekade Jadi Musium/Net

Dahlan Iskan

Tanpa Wapres

SENIN, 15 MEI 2023 | 05:20 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

POLITIK identitas akhirnya menjadi andalan dua calon presiden. Itu terlihat di hari terakhir masa kampanye.

Sabtu kemarin, incumbent Tayeb Erdogan sembahyang di masjid yang Anda sudah tahu: Hagia Sophia. Bersama puluhan ribu pendukungnya.

Penantangnya, Kemal Kilicdargolu, ke makam Mustafa Kemal Ataturk. Anda sudah tahu:  Ataturk "artinya, bapak Turkiye" adalah tokoh yang mengakhiri sistem kekuasaan khilafah di sana. Ia pendiri republik Turkiye.

Waktu itu begitu bobrok pemerintahan kekhalifahan Ustmani. Khususnya pada khalifah yang belakangan. Rakyat muak. Kemal Ataturk muncul. Khalifah ia tumbangkan, 1923. Sampai ke akarnya: agama. Maka jadilah Turkiye negara sekuler. Dengan sistem demokrasi.

Ataturk berprinsip revolusi itu baru berhasil kalau bisa membongkar sampai ke akarnya. Itulah yang membuat para pemuda di balik revolusi kemerdekaan Indonesia kecewa: revolusi kemerdekaan tidak berhasil menghilangkan budaya Jawa, feodalisme.

Masjid Hagia Sophia adalah lambang Islamisasi Turkiye yang dilaksanakan Erdogan. Di zaman Ataturk, Hagia Sophia adalah museum. Oleh Erdogan diubah menjadi masjid.

Bangunan indah itu didirikan sebagai gereja: di zaman kekaisaran Romawi. Lalu diubah menjadi masjid di zaman kekhalifahan Ustmani. Lantas diubah menjadi museum di zaman Kemal Ataturk.

Dengan berdoa di masjid Hagia Sophia tahulah siapa identitas Erdogan.

Dengan ziarah ke makam Ataturk, tahulah siapa identitas Kilicdargolu.

Pencoblosan suaranya sendiri dilangsungkan hari Minggu kemarin. Inilah Pemilu yang bersamaan dengan 100 tahun usia republik.

Pagi ini, waktu Indonesia, hasilnya sudah bisa diketahui: apakah Erdogan kembali jadi presiden Turkiye. Pun setelah 20 tahun berkuasa. Atau diganti presiden yang sekuler.

Dalam sejarah kekuasaannya, baru sekarang ini Erdogan punya pesaing yang sangat kuat. Hasil jajak pendapat silih berganti. Tidak ada yang unggul terus-menerus.

Tanda tanda Erdogan kritis sudah terlihat di Pilkada terakhir. Jago Erdogan kalah di dua kota utama: Ankara dan Istanbul. Dua wali kota itu di Pilpres sekarang ini memihak Kemal.

Erdogan pun mengeluarkan senjata yang bukan main hebatnya: kalau ia terpilih lagi rakyat akan mendapatkan gas secara gratis. Ini gila. Tapi rakyat percaya pada Erdogan. Semua janji kampanyenya, di masa yang lalu-lalu, dilaksanakan.

Di dunia, baru di Turkiye ini gas untuk dapur rakyat digratiskan. Pemilih di Turkiye 64 juta orang, yang 4 juta pemilih luar negeri "yang dua juta di Jerman.

Erdogan menjelaskan bagaimana ia bisa menjanjikan gas gratis itu. Turkiye baru saja menemukan cadangan gas alam yang sangat besar. Besar sekali. Itu, kata Erdogan, pemberian Allah untuk rakyat Turkiye.

Di masa pemerintahan Erdogan, Turkiye mengalami kemajuan pesat dalam penguasaan teknologi. Turkiye sudah mampu mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber gas alam. Rakyat negeri itu juga bangga Turkiye sudah bisa memproduksi sendiri mobil listrik, pesawat, kapal, dan satelit. Banyak lagi. Kereta cepat dibangun. Jalan tol baru di mana-mana.

Tapi ekonomi Turkiye lagi dihantam masalah. Terutama tiga tahun terakhir. Harga-harga naik drastis. Inflasinya sampai 40 persen. Mata uang Turkiye merosot tajam.

Itu akibat kebijakan Erdogan yang anti bunga tinggi. Ia mengambil jalan yang bertolak belakang dengan teori ekonomi yang diterapkan di Barat. Bank sentral Turkiye tidak boleh lagi independen. Arus kredit, suku bunga, pengendalian inflasi pindah ke tangan pemerintah.

Di saat ekonomi begitu sulit, Turkiye menampung banyak pengungsi dari Syria. Juga dari Sudan dan Libya. Jumlahnya mencapai 4 juta orang.

Mereka mulai kerasan di Turkiye. Mereka ikut memakan kue nasional rakyat Turkiye. Apalagi pemerintah memberi BLT pada para pengungsi itu.

Rakyat Turkiye pun marah. Menjelang Pilpres soal pengungsi menjadi isu politik. Kemal menjanjikan akan memulangkan paksa mereka. Dalam waktu dua tahun. Erdogan juga akan memulangkan mereka. Tapi secara sukarela dan kemanusiaan.

Sebenarnya ada empat capres di sana. Yang satu mengundurkan diri di tahap-tahap akhir: Muharrem Ince. Satunya lagi masih nekat meski tercecer jauh di belakang: Sinan Ogan. Ogan adalah calon yang paling muda, 56 tahun. Anggota DPR.

Mengingat ketatnya persaingan, kelihatannya tidak akan ada yang bisa mendapat suara lebih 50 persen. Berarti Pilpresnya akan dua putaran.

Pilpres di sana tidak pakai pasangan. Tidak ada cawapres. Pilpres ini juga sekaligus Pileg: memilih 600 anggota DPR. Daftar calonnya ditentukan oleh partai.

Janji Erdogan menggratiskan gas itu rupanya dianggap belum cukup ampuh. Terutama untuk mengejar suara di atas 50 persen.

Maka seminggu sebelum Pilpres, Erdogan bikin kejutan sapujagat: menaikkan gaji pegawai negeri. Kenaikannya tidak tanggung-tanggung: 45 persen.

Gas gratis masih di awang-awang. Kenaikan gaji bisa langsung di-horee.

Hasilnya: baca kolom komentar pagi ini. Para komentator bisa mengetahui siapa presiden Turkiye yang baru. Juga bisa diketahui siapa komentator yang memenangkan kecepatan mendapatkan hasilnya.



Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya