Berita

Ilustrasi/Ist

Dahlan Iskan

Sobekan Irawan

SELASA, 17 JANUARI 2023 | 04:24 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

DALAM  perjalanan ke kelenteng Gudo, Jombang, kemarin saya buka email dari Amerika. Pengirimnya teman lama: drg Irawan. Dari Los Angeles.

Dari emailnya itu terlihat Irawan lagi gatal-jari: ia menulis panjang. Soal lead. Sebagai dokter gigi lulusan Amerika ia banyak berurusan dengan lead: ia punya majalah di Amerika. Namanya:  Indonesia Media. Berbahasa Indonesia. Terbit sebulan dua kali. Tulisan saya sering muncul di majalahnya itu.

Irawan sudah menjadi warga negara Amerika. Rumahnya besar dan bagus. Saya pernah tidur di rumah itu.

Saya harus menjelaskan kepadanya: lead bukanlah judul. Lead adalah kalimat pertama, atau alinea pertama dalam sebuah tulisan. Khususnya tulisan yang bersifat jurnalistik.

Email drg Irawan itu menarik. Maka saya putuskan untuk membuatnya, seutuhnya.

Tanggapan Atas "Sobekan  Lead" Dahlan Iskan

Oleh: Irawan

MENGOMENTARI tulisan senior saya, Dahlan Iskan, yang sering saya sapa sebagai "Toa koh Yee Zhe Kan" pada salah satu artikelnya yang dimuat di Disway, Sobekan Lead.

Salah satu dari kutipan alineanya, "Lead adalah kalimat pembuka dalam tulisan. Mencari kalimat pembuka, adalah salah satu bagian yang tersulit dalam menulis". Kebetulan lead yang telah dicatatnya di secarik sobekan kertas hilang tertinggal entah ke mana. 

Memang "Lead" itu adalah hal yang perlu wangsit untuk mendapatkannya. Apalagi kalau harus kita sendiri yang harus menciptakannya.

Teringat seperempat abad yang lalu di mana saya baru mulai merintis majalah Indonesia Media, harus pula jadi editornya. Membuat majalah sekolah saja belum pernah. Apalagi pernah ada catatan hitam, yaitu angka 4 di rapor Bahasa Indonesia ketika di SMP. Pasalnya saya gagal menyebutkan 26 arti kegunaan awalan "me". Celakanya saya dituduh pula sebagai plagiator atas karangan puisi saya yang katanya kelewat sempurna buat ukuran murid SMP.

Maka tak ayal saya divonis angka mati , "4".

Ya Tuhan ampunilah dosa guru Bahasa Indonesia saya itu dalam perjalanannya di alam baka.

Mungkin warisan genetika masih tersalur ke sanubari saya, dari kakek saya, dr Chen Lung Kit yang selalu menulis kuplet di gerbang masuk Pancoran Glodok, Batavia, di setiap hari ulang tahun Ratu Wilhelmina. Ditambah karya mendiang ayah saya, dr Putrasatia, sebagai kolumnis kesehatan di surat kabar harian Indonesia Raya.

Mungkin gen inilah menjadikan naluri saya mempunyai inisiatif membuat majalah dwi mingguan Indonesia Media, sebuah media cetak dan online dengan www.indonesiamedia.com.

Sempat juga nama majalah itu  jadi persoalan, karena seorang sarjana linguistik jebolan UI yang tinggal di Kanada, tiba-tiba menyurati saya, dan mengatakan itu salah bahasanya. Harusnya Indonesian Media, karena mengingat kita di Amerika harus mengikuti tata cara penyusunan kata seperti itu. Saya sempat merenungi usulan itu. Namun saya teringat asal inspirasi istilah itu ternyata saya dapatkan dari salah satu majalah etnis di Los Angeles, yang bernama China Post, bukan Chinese Post. Setelah itu saya kembali tenang bisa tidur.

Kalau dipikir-pikir, kok saya berani ya, memublikasi sebuah majalah dwi mingguan. Di mana saya masih harus praktik di kedua klinik saya, lalu tiba-tiba jadi editor dan penerbit pula. Agak ngeri-ngeri sedap membayangkan sepak terjang saya yang berani mati saat itu.

Harus saya akui juga dukungan dari Ibunda saya, Sanita.  "Kalau kamu ada hati bikin majalah ini, teruskan. Tuhan pasti memberikan jalannya," demikian lipurnya.

Kemudian tidak selesai di nama media cetak itu saja, ternyata saya tidak mau kalah dengan kantor berita papan atas yang selalu punya semboyannya yang khas. Seperti Kompas, "Jernih melihat Dunia" , Tempo, dengan "Bicara Fakta" nya, dan banyak lagi sejumlah semboyan-semboyan yang keren.

Berangkat dari apa yang memicu kami mendirikan Indonesia Media. Apa misi kita ke depan? Tentunya khalayak mafhum dengan Tragedi Mei'98 yang tidak pernah bisa kami lupakan. Karena itu kami ada suatu usaha untuk koreksi diri dan merenungkan perjalanan ke depan. Biarlah timeline itu menjadi tonggak sejarah menjadikan bangsa Indonesia melangkah maju ke tingkat peradaban bangsa yang lebih tinggi.

Salah satu cara adalah membangun komunikasi antarsuku dan golongan, meningkatkan interaksi sosial, menciptakan pengertian dan kerja sama, saling mengisi kekurangan, dan membagi kelebihan kita masing-masing. Saya rasa sebagai masyarakat awam di luar negeri, hanya itulah yang kami mampu berikan kepada Indonesia. 

Di sinilah saya harus berpikir keras untuk menciptakan semboyan yang bermakna, dan menyertakan kaidah puisi yang sekaligus menebus kesumat dari angka "4" di rapor bahasa Indonesia tersebut. Alhasil saya mendapatkan wangsit, menggunakan semboyan "Berdaya lewat Lintas Budaya". Istilah ini dijamin genuine, memenuhi makna, dan memenuhi kaidah puisi, dan rhyme, kata penyanyi Rapper.   

Walaupun tidak sepanjang "Gurindam Dua Belas" punya Raja Ali Haji tapi saya jamin semboyan itu asli. Sumpah! Bukan plagiat. Semoga saya selalu diberi inspirasi dapat melahirkan banyak "lead" dalam berkarya sebagai penulis ini.

Populer

Menkeu: Inggris Bangkrut, Kondisi Keuangan Hancur

Minggu, 28 Juli 2024 | 17:54

Pemindahan Ibu Kota Negara Ambisi Picik Jokowi

Sabtu, 27 Juli 2024 | 01:29

Inilah 3 Kandidat Kepala Badan Penerimaan Negara

Jumat, 02 Agustus 2024 | 16:13

GMPH Desak KPK Usut Dugaan Penyalahgunaan Kekuasaan Cak Imin

Senin, 29 Juli 2024 | 12:54

Identitas Tersangka Korupsi Rp3,451 Triliun: Enam Petinggi LPEI, Satu Swasta

Kamis, 01 Agustus 2024 | 10:11

60 Pegawai Main Judol, Pimpinan KPK: Cuma Iseng

Jumat, 02 Agustus 2024 | 08:23

Tolak Anies, Bumerang Buat Prabowo

Sabtu, 27 Juli 2024 | 06:06

UPDATE

Pilkada Jakarta Panggung Nasional Perebutan Hati Rakyat

Minggu, 04 Agustus 2024 | 16:02

Alvin Lim Didemo Massa Barak: Saya Tidak Gentar

Minggu, 04 Agustus 2024 | 15:54

Hengky Kurniawan Isyaratkan Duet dengan Rian Firmansyah

Minggu, 04 Agustus 2024 | 15:24

Suami Kamala Harris Ngaku Pernah Selingkuh

Minggu, 04 Agustus 2024 | 15:07

Relaksasi Impor Picu Pelaku Industri Dalam Negeri Kesulitan Bersaing

Minggu, 04 Agustus 2024 | 15:01

Ahok Bantah Sering Kirim WA, Anies Bilang Begini

Minggu, 04 Agustus 2024 | 14:29

Presiden To Lam Resmi Jadi Sekjen Partai Komunis Vietnam

Minggu, 04 Agustus 2024 | 14:10

Kemnaker Gelar Pekan Olahraga HUT RI

Minggu, 04 Agustus 2024 | 14:06

Ditanya soal RK OTW Jakarta, Anies Pilih Fokus Belanja Masalah Warga

Minggu, 04 Agustus 2024 | 14:00

PKS Kritik Keras PP Anak Sekolah Disediakan Alat Kontrasepsi

Minggu, 04 Agustus 2024 | 13:44

Selengkapnya