Berita

Penyegelan masjid Ahmadiyah di Depok/Net

Politik

Kecam Diskrimnasi terhadap Jemaah Ahmadiyah, Aliansi Masyarakat Sipil Jabar Desak SKB 3 Menteri Dicabut

SENIN, 25 OKTOBER 2021 | 00:27 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Tindakan diskriminasi, persekusi, dan intoleransi terhadap jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) masih terus berlangsung. Namun, belum ada aksi nyata dari pemerintah untuk mencegah atau bahkan menghentikan semua upaya diskriminasi tersebut.

Pada 3 September 2021 di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Masjid Miftahul Huda yang dikelola oleh jemaat Ahmadiyah Sintang mengalami perusakan, dan terjadi pembiaran oleh pemerintah daerah setempat.

Baru-baru ini, Jumat (22/10), Pemerintah Kota Depok dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kembali menyegel bangunan Masjid Al-Hidayah dan melarang adanya aktivitas ibadah yang dilakukan oleh jemaah Ahmadiyah di sana.   


Situasi ini seakan jelas menunjukkan terjadinya pembiaran oleh pemerintah. bahkan pemerintah daerah di Kabupaten Sintang dan Kota Depok menjadi pelaku aktif terhadap tindak diskriminasi, persekusi, dan pelanggaran hak-hak beribadah yang dijamin oleh konstitusi Indonesia terhadap anggota jemaat Ahmadiyah.

Di tengah perjalanan dua periode Pemerintah Joko Widodo, tindakan pemerintah daerah yang melarang dan menghentikan aktivitas ibadah merupakan problem serius yang perlu segera mendapat respons yang optimal dan menyeluruh demi melindungi setiap hak-hak warga negara dalam konteks beribadah.

Sejauh ini, Pemerintah melalui Kementerian Agama baru berencana untuk melakukan pengkajian ulang SKB 3 Menteri tentang Ahmadiyah.  

SKB 3 Menteri dinilai menjadi dasar atas segala tindakan persekusi dan diskriminasi terhadap Ahmadiyah. Bahkan SKB yang ditandatangani oleh Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Kejaksaan Agung pada 2008, juga telah menjadi legitimasi berbagai keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk melakukan pelarangan kepada jemaah Ahmadiyah.

Oleh karena itu, Aliansi Masyarakat Sipil dan Jaringan Lintas Iman se-Jawa Barat mendukung penuh langkah Kementerian Agama untuk mengkaji ulang SKB 3 Menteri tentang Ahmadiyah. Sebab hal ini selalu menjadi dasar atas segala tindakan persekusi dan diskriminasi kepada warga Ahmadiyah.

"Meminta Pemerintah untuk segera mencabut SKB 3 Menteri dan memberikan jaminan kebebasan kepada setiap warga negara untuk menjalankan ibadah yang telah diatur dalam konstitusi UUD-45 pasal 28 E dan pasal 29 ayat 2," tegas pernyataan tertulis Aliansi Masyarakat Sipil dan Jaringan Lintas Iman se-Jawa Barat, Minggu (24/10).

Pun mendorong setiap pimpinan lembaga keagamaan dan masyarakat untuk secara aktif mempromosikan upaya-upaya penghormatan atas keberagaman hingga terwujudnya perdamaian di tengah-tengah masyarakat yang plural.

"Jemaah Ahmadiyah merupakan organisasi yang resmi dan memiliki Badan Hukum dengan Keputusan Menteri Kehakiman RI No. JA.5/23/13 tanggal 13 Maret 1953 oleh karena itu setiap haknya wajib untuk dilindungi dan dipenuhi," demikian pernyataan Aliansi Masyarakat Sipil dan Jaringan Lintas Iman se-Jawa Barat.

Alinasi ini merupakan gabungan dari Solidaritas Bersama Tindak Kekerasan Beragama dan Berkeyakinan (Sobat KBB), Forum Bhinneka Tunggal Ika, PC PMII Garut, PC PMII Kab Tasikmalaya, PC PMII Kota Tasikmalaya, JAKATARUB, Gerakan Indonesia Kita (GITA) Garut, Forum Pemuda Lintas Iman Sukabumi (FOPULIS), Pos Bantuan Hukum Desa (Posbakum) Tasikmalaya, 10. DPC Peradi Tasikmalaya, dan Budi Daya Bandung.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya