Berita

Foto/Net

On The Spot

Banyak Rumput Mati RTH Kalijodo Gersang

Pengunjung Seenaknya Menginjak-injak
JUMAT, 27 JULI 2018 | 09:43 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Beberapa pekan terakhir, Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RTH/RPTRA) Kalijodo ramai diperbincangkan. Penyebabnya, bekas lokalisasi prostitusi terkenal di Jakarta ini, rumputnya rusak karena diinjak-injak pengunjung.

Matahari belum lama menampakkan sinarnya, saat Mamat sampai di tempat kerjanya, RTH Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Seperti biasa, petugas dari Dinas Kehutanan (Dishut) Kotamadya Jakarta Utara itu, langsung bergegas menuju tempat peralatan ker­janya disimpan.

Sejurus kemudian, dia telah menenteng sebuah cangkul dan beberapa perkakas yang akan membantunya bekerja. Hari itu, dia akan menggemburkan beberapa bidang tanah di RTH tersebut. Itu dia lakukan agar tanah-tanah tersebut bisa di­tanami rumput lagi.

Dari pengamatan, sejumlah bagian yang seharusnya tertanam rumput memang tampak gundul dan hanya menyisakan tanah merah. Sebagian lagi masih menyisakan rumput. Namun, rumput-rumput tersebut seper­tinya tak akan bisa hidup lebih lama lagi melihat kondisinya.

Suasana semakin tampak gersang pada saat matahari semakin meninggi. Terlebih, pohon-pohon yang ditanam di sekitaran rerumputan belum tumbuh secara maksimal, seh­ingga belum bisa memberikan keteduhan yang diharapkan.

Dari segi fasilitas, RTH Kalijodo terbilang cukup memadai. Sebuah gedung utama yang bisa dipakai untuk acara ter­tentu berada di bagian depan. Di sebelahnya terdapat arena untuk bermain papan seluncur.

Saat bergeser ke sisi utara RTH Kalijodo, pengunjung da­pat menemui deretan kios-kios penjaja makanan yang keban­yakan sedang tutup. Beberapa wahana permainan anak juga ditutup kain terpal, tanda tak beroperasi.

Hingga menjelang siang, sua­sana RTH Kalijodo tidak terlalu ramai. Hanya sedikit warga yang mendatangi RTH yang berada di antara Kali Angke dan Kanal Banjir Barat itu. Suasana sepi juga tampak di gedung penunjang yang ada di RTH tersebut. Pun demikian dengan sarana olahraganya.

"Biasa ramainya hari Minggu sama Senin. Itu juga pas sore-sore. Kalau pagi sampai siang begini mah nggak terlalu. Paling ramai yang punya warung," ucap Mamat, saat ngobrol-ngobrol, Selasa (24/7).

Disinggung soal banyaknya rumput yang rusak di RTH tersebut, warga Tanjung Priok, Jakarta Utara itu pun turut men­gakuinya. Namun, dia mem­bantah jika hal tersebut karena kurangnya perawatan dari pen­gelola. Kata dia, ada beberapa faktor penyebabnya.

“"Pertama, nggak bisa nolak juga, sekarang musim kemarau. Banyak juga rumput yang men­gering karena proses alam. Lalu yang paling penting, banyak pengunjung yang nggak sadar diri. Nggak merasa berdosa main injak rumput saja," beber Mamat.

Dia menegaskan, perawatan RTH Kalijodo dilakukan secara terus menerus dan rutin setiap hari. Perawatan yang dilakukan mulai dari penyiraman, hingga pemupukan. Semua itu dilaku­kan olehnya dan beberapa petu­gas dari Dishut Jakarta Utara yang lainnya.

"Selain itu, kalau ada rumput yang mati pun kita cepat, lang­sung ditanam lagi. Nggak benar lah kalau ini dibilang nggak diu­rus. Saya sudah enam bulan di sini, kerja dari jam delapan pagi sampai empat sore ngerawat rumput-rumput," tegasnya.

Namun, selain kurangnya kesadaran pengunjung, dia pun mengeluhkan ketiadaan petugas kebersihan. Sehari-hari, sambung Mamat, pekerja dari Dishut-lah yang juga ikut melakukan tugas kebersihan.

"Jadinya kayak nggak fokus. Tadinya ada petugas kebersihan. Sekarang kita juga yang nge­bersihin kalau banyak sampah pengunjung," ujarnya.

Pengunjung RTH Buang Sampah Seenak Udelnya


Pengelola sekaligus Kepala Keamanan RTH Kalijodo Jamal menyatakan, kebersihan ka­wasan RTH Kalijodo bukan menjadi tanggung-jawab pen­gelola semata.

"Saya pikir harus ada keseim­bangan antara upaya kami untuk membenahi dan menangani sampah ini dengan masyarakat," kata Jamal.

Menurut Jamal, RTH Kalijodo merupakan fasilitas publik yang harus dijaga bersama-sama. Dia berharap, para pengunjung punya kesadaran untuk menjaga kebersihan. Dia menyebutkan, masih banyak warga yang kurang peduli dengan kebersihan RTH Kalijodo, sehingga membuang sampah seenak udelnya.

"Misalnya, dengan tidak mem­buang sampah pada tempatnya. Penanganannya lebih mudah dan cepat kalau masyarakat ikut menjaga. Tempat sampah sudah kami siapkan, tapi pengunjung itu sampahnya dilempar begitu saja," katanya.

Selain gersang dan jorok, rusaknya sejumlah fasilitas olahraga juga dikeluhkan pen­gunjung. Raihan, salah seorang pengunjung yang ditemui me­nyayangkan adanya tambalan di arena bermain papan seluncur.

Dia mengatakan, penambalan dilakukan secara mandiri oleh para anggota komunitas skate­board. "Bukannya pengelola yang merawat, tapi malah skaters-skaters ini ngumpulin uang untuk renovasi. Mestinya kan fasilitas yang dikelola pemerintah, ada dong (dananya)," kata Raihan.

Selain RTH, RPTRA Kalijodo juga sempat menjadi sorotan. RPTRA yang posisinya ber­dempetan dengan RTH Kalijodo namun berbeda wilayah kota­madya, disebut kurang tera­wat. Namun, dari pengamatan, RPTRA Kalijodo tampak tera­wat, bersih dari sampah. Hari itu sejumlah anak sedang asyik bermain di lokasi.

Di RPTRA yang berada di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat itu, ada sejumlah fasilitas. Di antaranya batu refleksi untuk lansia, aula, perpustakaan, ruang laktasi, tempat bermain anak, toilet, dan lainnya. Semuanya bisa dinikmati pengunjung se­cara gratis.

Latar Belakang
Yang Viral Di RTH Kalijodo, Bukan RPTRA

 
Selain RTH, RPTRA Kalijodo sempat disebut tak terawat. Namun, Pengelola RPTRA Kalijodo keberatan RPTRA disebut tidak terawat. Kasus adanya sampah yang dipersoalkan disebut ada di RTH Kalijodo.

Pengelola RPTRA Kalijodo, Dewi Mayasari menjelaskan, RPTRA Kalijodo masuk wilayah Jakarta Barat. Sedangkan RTH Kalijodo masuk wilayah Jakarta Utara. Lokasinya memang ber­dampingan.

"Jadi kemarin yang dibilang RPTRA kotor dari sampah, kita ini sangat, apa sih, menyesalkan gitu. Mungkin tidak tahu ya apa itu RPTRA, apa itu RTH. Karena memang kita satu atap ya, tapi kita dua nama. Pengelolanya juga beda, di RTH ada pengelola sendiri, di RPTRA ada pengelola sendiri," jelas Dewi.

Menurut Dewi, kawasan RPTRA Kalijodo dan RTH Kalijodo berbatasan dengan tembok. Di lokasi juga ada terpasang pe­nunjuk batas. RPTRA, menurut­nya, lokasinya tidak terlalu besar. Berbeda dengan RTH Kalijodo yang punya arena skateboard.

"Jadi, di gambar yang lagi vi­ral (soal sampah) itu kan di RTH. Kita yang di RPTRA bingung, kok gambarnya RTH tulisannya RPTRA gitu,” sambungnya.

Hal senada pun disampaikan Lurah Angke, Tambora, Jakarta Barat, M Dirhamsyah. Dia mengaku sedih karena RPTRA Kalijodo disebut tidak terawat. Menurutnya, itu tidak sesuai fakta.

"Kita merawat terus menerus. Ketika subuh-subuh kita sudah sapu-sapu, bersih-bersih. Saya juga pulang kerja, sebelum ke rumah ke sini dulu. Kita juga dibantu Satpol PP, PPSU, jadi merasa ini adalah milik kita ber­sama," ucap Dirhamsyah.

Menurut Dirhamsyah, RPTRA Kalijodo dikelola petugas pen­gelola yang digaji sesuai UMR. Pengelolaannya dipimpin dirin­ya sebagai Lurah. Mereka setiap hari bertugas merawat RPTRA serta mengedukasi pengunjung agar tertib dan disiplin, misal­nya tidak membuang sampah sembarangan.

"Perawatan RPTRA dibantu tiga pilar, Pak RT, Pak RW, men­gontrol kebersihan. Masyarakat pun, semua masyarakat khusus­nya Angke, sangat care, sangat menjaga RPTRA ini," tuturnya.

Ditambahkan Dirhamsyah, dirinya akan berupaya untuk terus menata RPTRA Kalijodo agar bersih dan terawat. Dia menegaskan, RPTRA ini tidak boleh dikomersilkan.

"Marah saya nanti, karena itu di luar fungsinya. Fungsinya kan untuk edukasi anak. Karena anak itu, terutama di Angke ini, lingkungan padat, biar mereka punya rasa aman, tentram dan berpendidikan," ujarnya.

Kawasan Kalijodo yang du­lunya terkenal dengan hiburan malam telah bertransformasi. Pasca penertiban yang dilaku­kan pada Februari 2016, lahan Kalijodo dikembangkan menjadi RTH dan RPTRA.

Menempati kawasan seluas 3,4 hektare, Kalijodo terbagi menjadi dua kawasan. Area yang terletak di Jakarta Barat dan bagian yang berada di Jakarta Utara.

Dalam penataannya, kawasan Jakarta Barat menjadi RPTRA. Sedangkan RTH dibagi menjadi dua, yaitu area aktivitas dan hu­tan kota. Area aktivitas dileng­kapi fasilitas yang dapat menjadi activity generator, seperti skate park, amphitheatre, dan function area sebagai fasilitas pendukung kegiatan yang berlangsung.

Di sisi lain, area hutan kota dijadikan sebagai penghijauan kota, area joging dan bersepeda. Di beberapa titik disediakan tempat peristirahatan yang juga dilengkapi kios sebagai tempat pengunjung beristirahat.

Ornamen bangunan di Kalijodo memadukan budaya China dan Betawi. Pada kawasan di Jalan Teluk Gong Raya juga dibuat Monumen Kalijodo yang diran­cang seniman Hanafi dengan mengambil konsep sumur ke­hidupan. ***

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya