Berita

Megawati/Net

Politik

Megawati: Riset Harus Wujudkan Negara Berdikari

KAMIS, 15 MARET 2018 | 14:58 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

Sudah sepantasnya Indonesia memiki Badan Riset Nasional dalam menyongsong Indonesia Emas di 2045. Dan tentu saja, riset ini harus ditujukan pada kesejahteraan rakyat dan sebagai pilar negara berdikari .

Demikian disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di hadapan 11 profesor Riset yg tergabung dalam Forum Nasional Profesor Riset (FNPR) di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis siang (15/3).

FNPR yang dipimpin Prof Dr Syamsuddin Haris diterima Megawati yang didampingi Sekjen Hasto Kristiyanto, Wakil Sekjen Eriko Sotarduga, Kepala Balitbang Heri Akhmadi, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR Utut Adianto, Andreas Pareira dan sejumlah anggota DPR.



Sejumlah profesor yang hadir pun menyampaikan apresiasi yang tinggi atas keberpihakan Megawati terhadap penelitian sejak menjadi Wapres dan Presiden hingga sekarang sebagai ketua umum partai paling senior di Indonesia.

"Ibu Mega sebagai Presiden pernah membuka keran rekrutmen peneliti muda sebanyak 600 hingga 700 peneliti LIPI," tutur Prof Lukman Hakim.ʉ۬

Bahkan Prof Evvy Kartini menceritakan tahun 2002 pernah mendapat penghargaan peneliti teladan dari Megawati.

"Saya sangat bangga atas kepedulian Ibu Mega. Tapi setelah 15tahun, penelitian Indonesia jalan di tempat," katanya.ʉ۬

Prof Singgih Riphat memaparkan fakta menyedihkan terkait jumlah peneliti Indonesia yang kurang dari 10.000 orang. Artinya kita hanya punya 39 peneliti per 1 juta penduduk, dibandingkan Singapura yang memiliki 6.442 peneliti untuk 1 juta penduduknya.


Prof I Ketut Sugama menyimpulkan bahwa kemajuan penelitian bisa terjadi jika ada kepedulian dari pemimpin nasional seperti yang pernah ditunjukkan Megawati ketika menjadi Presiden ke-5.

"Jika ada political will seperti zaman Ibu Mega, pasti kemajuan riset akan terjadi. Saya yakin itu," kata Ketut dengan semangat.


Menjawab kegelisahan para profesor ini, Megawati dengan tersenyum mengatakan bahwa ia 100 persen setuju dengan apa yang disampaikan tadi termasuk otoritas tertinggi riset di tangan presiden karena memang itulah pemikirannya sejak lama.ʉ۬

"Waktu mendengarkan keluhan Bapak dan ibu, saya sebenarnya senyum-senyum di hati karena berpikir, ini Bapak ibu profesor Riset kok lama banget ya nemuin saya. Padahal sudah bertahun-tahun saya bicara soal penelitian," katanya sambil tersenyum.


Di depan para profesor, Megawati memerintahkan Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto untuk memperjuangkan buah pemikiran para profesor yang memang sudah menjadi agendak politik partai dalam pembahasan RUU Sisnas-Iptek di DPR. Bahkan Fraksi PDI Perjuangan diinstruksikan untuk memperjuangkan anggaran penelitian sebesar 5 persen.


"Peneliti bukan pekerjaan administrasi sehingga harus diukur dari kepakaran dan kegiatan penelitian yang dilakukan, dengan demikian upaya menurunkan usia pensiun dr 65 ke 60 tidak relevan. Terlebih dangan realitas kita kekurangan peneliti," kata Megawati disambut tepuk tangan.

Namun Megawati juga meminta agar para profesor untuk ikut menyuarakan pendapat mereka di ruang publik tentang perlunya Badan Riset Nasional agar tersosialisasi dengan baik. Selain itu, FNPR juga diminta untuk berkomunikasi dengan presiden dan fraksi-fraksi dari partai lain. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya