Dalam pernyataannya pada Kamis (9/5), TikTok mengatakan mereka akan menggunakan watermark digital yang dikenal sebagai Kredensial Konten pada setiap foto dan video AI yang diunggah ke aplikasinya.
TikTok sebelumnya sudah memberi label pada konten buatan AI yang dibuat dengan alat di dalam aplikasi, namun langkah terbaru ini akan menerapkan label pada video dan gambar yang dihasilkan di luar layanan.
“Kami juga memiliki kebijakan yang melarang AI realistis yang tidak diberi label, jadi jika AI (konten yang dihasilkan) yang realistis muncul di platform, maka kami akan menghapusnya karena melanggar pedoman komunitas kami,” kata Adam Presser, kepala operasi dan kepercayaan dan keselamatan di TikTok, seperti dikutip dari
CGTN, Jumat (10/5).
Perusahaan yang berbasis di China tersebut mengatakan bahwa teknologi terbarunya dapat melampirkan metadata ke konten, yang dapat digunakan untuk langsung mengenali dan memberi label pada konten yang dihasilkan AI.
TikTok mengatakan pihaknya mulai menerapkan teknologi tersebut pada Kamis pada gambar dan video dan akan segera hadir dalam konten audio.
Teknologi Kredensial Konten dipelopori oleh Koalisi untuk Asal dan Keaslian Konten, sebuah grup yang didirikan bersama oleh Adobe, Microsoft, dan lainnya, namun terbuka untuk digunakan oleh perusahaan lain. Ini telah diadopsi oleh pembuat ChatGPT OpenAI.
YouTube, yang dimiliki oleh Google Alphabet, dan Meta Platforms, yang memiliki Instagram dan Facebook, juga mengatakan mereka berencana untuk menggunakan Kredensial Konten.
BERITA TERKAIT: