Langkah itu diharapkan dapat membantu mengurangi kemacetan di pelabuhan antariksa lainnya di negara tersebut, yang telah merasakan beban akibat peningkatan pesat dalam kapasitas peluncuran terutama yang dilakukan SpaceX.
Kepadatan diperkirakan akan semakin memburuk karena perusahaan-perusahaan, termasuk Rocket Lab, Relativity, Blue Origin, dan lainnya, bermaksud meluncurkan roket baru secara online dalam beberapa tahun ke depan.
Ekspansi Wallops agaknya sudah lama direncanakan oleh para pejabat NASA selama beberapa waktu.
Dikutip dari Tech Crunch, Sabtu (4)5), setelah Rocket Lab melakukan peluncuran Electron pertamanya dari sana pada 2022, pejabat agensi mengatakan kepada media tentang tingginya minat perusahaan swasta yang ingin meluncurkan dari situs tersebut.
NASA menyebut rencana perluasan itu sebagai "Penilaian Lingkungan Ekspansi Selatan Pulau Wallops" (WISE EA). Ini akan mempelajari potensi konsekuensi dari peningkatan besar-besaran peluncuran tahunan dari 18 menjadi 52.
NASA akan bekerja sama dengan kontraktor yang akan melakukan analisis akustik dan melihat dampak emisi udara serta dampaknya terhadap laut dan satwa liar setempat.
Analisis tersebut juga akan mempertimbangkan pembangunan hingga empat landasan peluncuran baru dan pemasangan peluncur suborbital yang dapat melakukan hingga 30 peluncuran per tahun.
BERITA TERKAIT: