Dikutip dari
Bloomberg, Selasa (9/4), dana terkait AI itu dianggarkan sebesar 2,4 miliar dolar Kanada atau sekitar Rp28,6 triliun dan diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau baru-baru ini.
Menurut pernyataan pemerintah, dana utama senilai Rp23,3 triliun akan digunakan untuk kemampuan komputasi dan infrastruktur teknologi yang dapat mempercepat pekerjaan peneliti AI, startup, dan perusahaan lainnya.
Sedangkan sisa dana lainnya akan dialokasikan untuk mempercepat penerapan AI di sektor-sektor seperti pertanian dan layanan kesehatan, kata pernyataan itu.
"Dana tersebut akan membantu memanfaatkan potensi AI secara penuh sehingga masyarakat Kanada, dan terutama generasi muda Kanada, bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang baik sekaligus meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan perekonomian kita,” kata Trudeau.
Trudeau membuat pengumuman tersebut di Montreal, salah satu dari sejumlah pusat AI yang muncul di Kanada.
Kota terbesar di Quebec itu telah mengembangkan keahlian dalam penelitian fundamental, sebagian karena kehadiran peneliti AI terkenal Yoshua Bengio.
Tahun lalu, Bengio bergabung dengan Elon Musk dan salah satu pendiri Apple Steve Wozniak dalam menandatangani surat yang meminta pengembang untuk menghentikan pelatihan model AI yang kuat.
Benjamin Bergen, Ketua Dewan Inovator Kanada, mengatakan kelompoknya sedang mencari kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan dapat memperoleh akses terhadap daya komputasi dan infrastruktur yang rencananya akan disediakan oleh pemerintah.
“Jika hal ini memberikan sumber daya bagi perusahaan-perusahaan Kanada untuk bersaing secara global, pengumuman hari ini adalah langkah ke arah yang benar,” katanya.
BERITA TERKAIT: