Dimensy.id
R17

Korsel Ciptakan Alat Pencegah Kejahatan lewat Deteksi Suara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 30 Maret 2024, 11:37 WIB
Korsel Ciptakan Alat Pencegah Kejahatan lewat Deteksi Suara
Sebuah peta yang ditampilkan pada pameran keamanan di Goyang, Korea Selatan, menunjukkan bagaimana teknologi yang dikembangkan oleh Geomexsoft dapat membantu menemukan orang hilang berdasarkan warna pakaian mereka/Net
rmol news logo Berbagai manfaat positif berhasil dilahirkan berkat teknologi kecerdasan buatan, termasuk menjaga keselamatan manusia di tempat umum lewat pendeteksian suara.

Salah satu yang memanfaatkan teknologi tersebut adalah startup yang berbasis di Seoul, Deeply, yang telah menciptakan layanan Listen AI, yang mampu mendeteksi berbagai suara mulai dari teriakan dan perkelahian hingga tabrakan mobil dan ledakan dengan mikrofon yang tertanam di kamera pengintai.

“Layanan ini diterapkan pada sistem pengawasan kota karena dapat melaporkan keadaan darurat dengan mendeteksi berbagai jenis suara,” kata Kisun Kim, manajer senior di Deeply, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Sabtu (30/3).

“Ini juga digunakan di panti jompo karena dapat memeriksa suara jatuh, batuk, dan rintihan orang lanjut usia, dan melaporkannya ke perawat," lanjutnya.

Kim mengatakan perusahaannya sedang mengembangkan layanan untuk mendeteksi suara tembakan dan bertujuan untuk menargetkan Amerika Serikat, tempat penembakan mematikan merajalela.

Gasi, perusahaan Korea Selatan lainnya, juga menggunakan teknologi AI untuk keamanan.  Layanan pengukuran lalu lintas pejalan kaki berjanji untuk membantu pemerintah kota di Korea Selatan mengendalikan pertemuan besar.  

“Kami dapat menghitung jumlah orang dalam satu blok dengan pemindai cerdas yang mendeteksi sinyal Wifi ponsel cerdas,” kata perwakilan perusahaan.

“Kami menganalisis data dengan teknologi AI dan menunjukkan tingkat lalu lintas pejalan kaki berdasarkan warna, membantu pusat kendali mencegah kecelakaan sejak dini," lanjutnya.

Layanan ini telah diadopsi oleh kota Gyeongju, sebuah tujuan wisata utama di tenggara negara tersebut, dan oleh beberapa pemerintah kota lainnya di wilayah lain Korea Selatan, menurut Gasi.

Pengendalian massa menjadi perhatian setelah lebih dari 150 orang yang bersuka ria Halloween tewas tertindih di sebuah jalan sempit di distrik Itaewon, Seoul pada akhir Oktober 2022. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA