Dimensy.id
R17

Startup Jepang Berhasil Ciptakan Babi yang Direkayasa untuk Donasi Organ ke Manusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 13 Februari 2024, 10:36 WIB
Startup Jepang Berhasil Ciptakan Babi yang Direkayasa untuk Donasi Organ ke Manusia
Ilustrasi/Net
rmol news logo Para ilmuwan di perusahaan startup Jepang PorMedTec berhasil melahirkan tiga anak babi yang direkayasa secara genetik agar memiliki organ yang cocok untuk ditransplantasikan ke manusia.

Anak babi tersebut lahir pada Minggu (11/2) dari induknya yang menerima telur implan.

“Kami akhirnya berada di garis awal penerapan transplantasi organ antar spesies untuk pasien di Jepang," kata Direktur Perwakilan di PorMedTec, Hiroshi Nagashima, yang juga menjabat sebagai profesor di Universitas Meiji di Tokyo, seperti dimuat Nikkei Asia.
PorMedTec menerima sel babi yang telah diedit dari perusahaan biomedis AS eGenesis pada September 2023.

Startup Jepang tersebut kemudian memasukkan inti sel ke dalam sel telur yang kemudian ditanamkan ke dalam rahim, yang berujung pada lahirnya babi hasil kloning.

Organ donor hasil rekayasa genetika dari babi dirancang agar tidak ditolak oleh sistem imun tubuh.  

Dalam sebuah percobaan, ginjal babi yang dikembangkan oleh eGenesis membuat monyet tetap hidup selama dua tahun setelah transplantasi.

Rencananya akan dilakukan uji klinis untuk transplantasi antar spesies antara babi dan manusia segera setelah tahun fiskal 2025. Uji klinis ini akan dilakukan setelah percobaan transplantasi pada monyet dan hewan uji lainnya.

Target pertama perusahaan untuk aplikasi klinis adalah ginjal, dimana terdapat kekurangan donor yang serius.  

Sekitar 350.000 orang di Jepang menjalani cuci darah karena gagal ginjal, yang memerlukan kunjungan ke rumah sakit beberapa kali seminggu selama beberapa jam perawatan, sehingga memberikan tekanan yang besar pada tubuh.

Biaya pengobatan dalam negeri untuk dialisis mencapai 1,6 triliun yen (166,7 triliun rupiah) per tahun, atau sekitar 4 persen dari seluruh biaya pengobatan di negara tersebut.

Menerima transplantasi ginjal memungkinkan pasien mengurangi kunjungan ke rumah sakit dan pembatasan kehidupan sehari-hari.  

Daftar tunggu penerima transplantasi ginjal di Jepang berjumlah sekitar 14.000 nama, dengan rata-rata waktu tunggu sekitar 15 tahun. Banyak yang meninggal sebelum menerima transplantasi. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA