Dikabarkan
Reuters Senin (12/2), selain menyuarakan kekhawatiran, Xiaomi, yang memiliki pangsa terbesar di pasar ponsel pintar India sebesar 18 persen, lewat surat tertanggal 6 Februari telah meminta agar India mempertimbangkan untuk menawarkan insentif manufaktur dan menurunkan tarif impor untuk komponen ponsel cerdas tertentu.
India meningkatkan pengawasan terhadap bisnis China setelah bentrokan perbatasan antara kedua negara pada tahun 2020 yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan empat tentara Tiongkok. Bentrokan tersebut mengganggu rencana investasi perusahaan-perusahaan besar Tiongkok dan memicu protes berulang kali dari Beijing.
Meskipun perusahaan-perusahaan China yang beroperasi di India enggan berbicara secara terbuka mengenai pengawasan tersebut, surat Xiaomi menunjukkan bahwa mereka terus mengalami kesulitan di India, terutama di bidang ponsel pintar di mana banyak komponen penting berasal dari pemasok China.
Dalam surat tersebut, Presiden Xiaomi India Muralikrishnan mengatakan India perlu melakukan langkah-langkah membangun kepercayaan untuk mendorong pemasok komponen menyiapkan operasi secara lokal.
BERITA TERKAIT: